Sukses

'Salah Tembak', Peluru Polisi AS Terjang Pria Berkursi Roda

Korbannya seorang penyandang disabilitas yang duduk di kursi roda. Jeremi McDole tewas di tangan polisi.

Liputan6.com, Wilmington - Kasus asal tembak polisi AS terjadi lagi. Kali ini terjadi di Kota Wilmington, negara bagian Delaware, Amerika Serikat. Korbannya adalah seorang pria penyandang disabilitas.

Awalnya, polisi datang ke lokasi setelah menerima laporan dari sambungan 911. Dalam panggilan darurat tersebut, Jeremi McDole -- nama korban -- melaporkan dirinya terluka akibat salah tembak yang dilakukannya sendiri.

Namun, sesampainya di lokasi, alih-alih menolong, polisi malah menembak mati pria 28 tahun itu. Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan air soft gun milik McDole yang disinyalir melukai diri korban sendiri dan membuat polisi mengira itu adalah senjata asli.

Insiden tersebut terekam oleh saksi mata dan kasus ini tengah diselidiki oleh kepolisian Delaware. Meski, dalam video itu tidak terlihat senjata mainan milik korban.

McDole tinggal di sebuah fasilitas perawatan. Keluarga mengatakan bahwa korban harus menggunakan kursi roda sejak usia 18 tahun -- yang tragisnya -- akibat luka tembak.

"Ini eksekusi," kata Eugene Smith, paman korban di tempat kejadian perkara, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis 24 September. 

"Itulah yang terjadi. Aku tidak peduli dia berkulit hitam, putih, apa pun, tapi polisi telah mengeksekusinya," tambahnya.

Kepala kepolisian kota Wilmington Bobby Cummings beserta walikota Dennis Williams menyesali insiden ini.

"Saya minta maaf untuk keluarga dan petugas. Ini seharusnya insiden yang tak perlu menghilangkan nyawa," kata Cummings dalam pernyataannya.

"Saya mengerti, kejadian ini bisa berdampak negatif pada kinerja dan hubungan polisi dan masyarakat. Tapi saya berjanji, investigasi ini akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan."

Penyidik negara bagian turun tangan untuk menyelidiki kasus ini. Wali Kota Williams berjanji akan terus meng-update perkembangan kasus tersebut.

Ada empat petugas yang terlibat dalam kejadian ini. Kini mereka dibebastugaskan dari lapangan dan diperintahkan cuti sampai penyelidikan selesai.

861 orang tewas tertembak oleh petugas

Menurut The Guardian, dalam proyek The Counted, sepanjang tahun 2015 dilaporkan 861 orang sipil tewas tertembak oleh polisi AS dan petugas keamanan lainnya.

Proyek ini bermaksud untuk menunjukkan data demografis penembakan aparat terhadap masyarakat biasa dan cerita bagaimana mereka bisa tewas tertembak.

Proyek ini dilakukan karena pemerintah AS tidak punya data yang komprehensif mengenai angka tewasnya orang-orang di tangan pihak keamanan.

Kurangnya data mengakibatkan protes publik dan debat nasional saat polisi menembak fatal Michael Brown, seorang mahasiswa 18 tahun dan tidak bersenjata pada Agustus 2014 lalu di Ferguson Missouri. (Rie/Ein/Sar)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini