Sukses

'Skunk', Senjata Berbau Busuk Milik Israel yang Menuai Hujatan

Israel mengembangkan 'senjata' berupa cairan berbau busuk untuk mengusir pengunjuk rasa Palestina. Menuai kontroversi.

Liputan6.com, Tel Aviv - Secara harfiah, skunk berarti sigung -- hewan yang mengusir predator dengan cara mengeluarkan sejenis gas berbau busuk dari kelenjar khusus yang terdapat di sekitar anusnya.

Cara yang sama dipakai Israel. Negeri zionis mengembangkan 'senjata' berupa cairan berbau busuk untuk mengusir pengunjuk rasa. Namanya -- juga -- skunk.

Diciptakan perusahaan Israel Odortec, cairan skunk kali pertama digunakan militer pihak Tel Aviv untuk menghadapi para demonstran di Tepi Barat pada 2008. Sejak saat itu, kendaraan lapis baja yang dilengkapi meriam air yang berbau busuk kerap terlihat di lokasi protes.

Bau cairan itu benar-benar busuk. Warga Palestina yang pernah tersemprot menggambarkannya, 'lebih buruk dari air comberan'. Lainnya mengibaratkan, 'mirip kotoran manusia, bercampur gas berbau busuk, dan bangkai keledai yang mulai terurai'.

Warga Palestina menggambarkan skunk 'lebih busuk dari air comberan'. (Wikipedia)


Meski bisa mengakibatkan sasarannya mengalami efek mirip tercekik, Odortec mengklaim produknya aman. "Terbuat dari 100 persen 'food grade' dan ramah lingkungan, serta tak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia," demikian ujar perusahaan seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/9/2015).

Racikan bahan yang digunakan di antaranya ragi, baking powder, dan air. Sepintas tak membahayakan. Namun, nyatanya aromanya yang sungguh tak enak bisa bertahan lama, menempel pada kulit dan area sekitar. Hingga berhari-hari lamanya.

"Suatu hari aku terpepet ke tembok dan tersiram cairan itu, dari ujung kepala hingga ujung kaki," kata salah satu fotografer Palestina.

"Bau busuk menempel di mobilku. Istriku bahkan menyuruhku menanggalkan pakaian di luar rumah. Salah satu kameraku rusak, dan peralatan lain milikku beraroma tak sedap."

Juru bicara militer Israel atau Defense Forces (IDF) kepada BBC mengatakan bahwa skunk adalah senjata yang efektif, tak mematikan, mengurangi potensi korban jiwa. Juga -- menurut mereka -- manusiawi.

Gas air mata, peluru karet, bahkan peluru tajam selama ini kerap digunakan aparat saat menghadapi massa.

"Polisi selalu menghadapi pertanyaan soal etika: apakah perlu menembakkan senjata api untuk membubarkan massa," kata sang juru bicara, Luba Samri. "Dengan menggunakan alat tersebut (skunk) jawabannya jelas, masalah etika terselesaikan. Tak perlu menyakiti para demonstran meski mereka melakukan kekerasan."

Namun, aparat Israel dituduh menyalahgunakan cairan busuk itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hukuman Kolektif

Seperti tahun lalu, polisi menyemprotkan skunk dalam jumlah besar di pemukiman di Yerusalem Timur, dengan dalih meredam kerusuhan.

Organisasi HAM di Israel Association for Civil Rights mengelukan tindakan tersebut tak proporsional. Yang berdampak pada kehidupan puluhan ribu rakyat Palestina.

Lembaga tersebut mendokumentasikan rumah-rumah, pertokoan, bahkan sekolah disiram cairan busuk itu, bahkan lama setelah para demonstran berlalu.

Di Desa Kafr Qaddum di Tepi Barat, skunk kerap digunakan untuk membubarkan demonstrasi mingguan yang memprotes penutupan jalan oleh pihak Israel.

Penggunaan skunk oleh militer Israel menuai protes (Wikipedia)


"Beberapa kali mereka sengaja menjadikan rumahku sebagai sasaran," kata  Murad Ishtewe. "Pernah suatu ketika, semprotan air memecahkan senjata, air busuk pun masuk ke dalam rumah. Semua furniturku rusak."

Organisasi HAM di Israel, B'Tsele juga memprotes apa yang mereka sebut sebagai penyalahgunaan skunk.

"Bagi kami itu adalah gambaran yang kompleks," kata Sarit Michaeli dari B'Tselem. "Aparat ingin menemukan cara yang tak mematikan untuk menegakkan hukum. Masalahnya adalah cara penggunaannya. Sering, cairan itu menjadi semancam 'hukuman kolektif' bagi seluruh lingkungan."

Warga Palestina menganggap pemakaian skunk sebagai penghinaan. Apalagi senjata berbau busuk itu seakan sengaja ditujukan hanya pada mereka. Meski ada sedikit perkecualian, seperti pada April 2015 saat digunakan untuk membubarkan protes warga Ethiopia-Israel yang menggugat perlakuan rasial polisi. Itu pun kadarnya diturunkan. Diencerkan.

Diekspor ke AS

Kini, skunk diimpor ke Amerika Serikat. Perusahaan penyuplainya, Mistral Security merekomendasikan penggunaannya di wilayah perbatasan, penjara, juga di tengah demonstrasi atau pendudukan.

Penyedia juga menawarkan sabun khusus untuk mengatasi dampaknya yang menyiksa indra penciuman. Sejumlah kepolisian, termasuk St Louis Metropolitan Police, dilaporkan telah membelinya.

Namun, sejumlah pengamat memperingatkan, penggunaan skunk di tengah rusuh di AS hanya akan meningkatkan kemarahan terhadap polisi, serta memperdalam perpecahan sosial dan rasial.

Jika polisi yang terkena, mereka bisa dengan mudah menghilangkan baunya dengan sabun khusus. Namun, hal itu tak bisa dilakukan warga biasa.

Namun, ada juga tips untuk mengatasinya. Dianjurkan untuk menggosok permukaan yang telah terkena skunk dengan saus tomat, dan kemudian mencucinya. Bau busuknya niscaya akan berkurang. (Ein/Ikr)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.