Sukses

Buaya Kanibal Pemakan Sesama

Si buaya ditemukan memakan buaya lain yang lebih kecil. Walaupun buaya tak pernah dikenal makan hewan kecil atau sesamanya.

Liputan6.com, Kruger - Buaya dikenal sebagai predator air yang ganas. Dari makhluk rawa-rawa sampai manusia habis dilahapnya.

Seperti daging seorang turis yang dilahap buaya saat berkunjung di Zambezi, dan daging ayam yang dilahap seekor buaya di pertanian Uganda, daging makhluk sesamanya pun tidak terkecuali ikut digasak.

Baru-baru ini, seorang fotografer menangkap seri foto seekor buaya yang makan sesama buaya yang berukuran lebih kecil. Si buaya 'korban' berukuran kecil ditemukan tersangkut di mulut buaya lainnya yang lebih besar.

Hanya dalam hitungan detik, si buaya besar mengoyaknya tanpa ampun, dan menelannya bulat-bulat.

Aksi 'kanibalisme' itu disaksikan oleh fotografer Tanja Merensky-Hartinger di Kandang Burung Sweni, di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, pada 14 Juni lalu.

Tanja yang merupakan fotografer hewan handal, terkejut menyaksikan adegan tersebut, yang diakuinya merupakan ‘perilaku hewan yang tidak pernah dilihat sebelumnya’.

Buaya 'kanibal' makan sesamanya. (foto: Tanja Merensky-Hartinger)

"Saya berbicara dengan beberapa pemandu profesional yang memiliki pengalaman bertahun-tahun menelusuri semak-semak Afrika, mereka juga tidak pernah menyaksikannya," ungkap Tanja dikutip Caters News.

Bukan hanya perilaku kanibalnya, buaya juga dikenal makhluk yang hanya ingin melawan makhluk besar lainnya. Dengan kata lain, makhluk kecil dianggap tak selevel.

Buaya 'kanibal' makan sesamanya. (foto: Tanja Merensky-Hartinger)

"Buaya dewasa lebih memilih mangsa yang besar untuk efisiensi energi. Jarang sekali mereka memilih makhluk kecil.”

Namun, buaya juga dikenal sebagai makhluk yang oportunis, sehingga walau mengutamakan mangsa ukuran besar, sesekali mereka juga makan burung, ikan, atau reptil, menurut penuturan Tanja.

Ada juga kondisi di mana seekor buaya melakukan aksi kanibalisme, yakni saat kurangnya mangsa atau harus berebut makanan. Sehingga mereka melakukannya untuk bertahan hidup. (Ikr/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini