Sukses

Waspada Wabah dari 'Mentimun Pembunuh'

Sebuah mentimun disinyalir menjadi media penyebaran virus salmonella yang memakan 285 korban jiwa di berbagai negara bagian AS.

Liputan6.com, San Diego - Dalam era di mana obat-obatan sudah maju, kini penyakit bisa dengan cepat ditangani sehingga tidak terjadi wabah yang meluas. Namun, namanya bukan manusia jika tidak pernah membuat kesalahan. Seperti halnya ketika mentimun jenis tertentu dijual ke pasaran.

Andrew & Williamson Fresh Produce, sebuah perusahaan yang berbasis di San Diego menarik kembali produk mentimun mereka yang dikatakan diproduksi di Mexico.

Saat ini menurut dewan kesehatan kota, mentimun tersebut disinyalir menjadi penyebab wabah salmonella-- yakni genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk batang yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne. 

Restoran pun diingatkan untuk tidak memasak dengan mentimun jenis yang dikenal dengan sebutan ‘slicer’. Ciri-cirinya memiliki kulit berwarna gelap dan berukuran 17 sampai 25 cm.

Wabah tersebut diberitakan telah menjangkiti 285 orang penduduk di 27 negara bagian dan memakan satu korban jiwa sejak 3 Juli sampai 17 Agustus. Dengan setengah dari korban berusia di bawah 18 tahun.

Menurut Central for Disease Control and Prevention US (CDC), 53 dari mereka yang terjangkit Salmonella Poona, mengalami kondisi yang cukup parah, sehingga memerlukan perawatan medis di rumah sakit.

Perusahaan kini sedang bekerjasama dengan dewan kesehatan untuk meneliti kebenaran produk tersebut yang diduga sebagai sumber penyakit dengan mengerahkan sukarelawan untuk berjaga-jaga.

“Keamanan dan kesehatan pelanggan yang membeli produk kami selalu menjadi prioritas pertama,” ungkap Dave Murray, rekan perusahaan terkait dikutip Metro.co.uk.

Dari Washington, sudah dilaporkan enam penduduk yang terkena penyakit akibat bakteria yang terkandung dalam mentimun ini-- sedangkan di negara bagian lainnya telah dilaporkan 3 kasus di Oregon dan 8 di Idaho. (Ikr/ Rcy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini