Sukses

Tas Jemaah Berisi 6.000 Pil Ditahan Imigrasi Bandara Madinah

Beragam barang dibawa jemaah. Mulai dari beras dalam botol, mi instan, hingga batu kecil dan besar sekepal tangan.

Liputan6.com, Madinah - Petugas imigrasi di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah, Arab Saudi, memeriksa secara ketat barang bawaan jemaah haji. Hasilnya, tas berisi 6.000 pil diamankan lantaran tak disertai surat keterangan dokter.

Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Jemaah Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah, Jajang Hasan Basri mengaku heran dengan para jemaah. Mereka membawa ragam barang dari Tanah Air.

Ada yang membawa beras dalam botol, mi instan, hingga batu kecil dengan jumlah sangat banyak. Bahkan ada yang terdeteksi sinar XRay bandara membawa batu sekepal tangan.

"Saya juga heran untuk apa batu sebesar itu dibawa kesini (Tanah Suci) oleh jemaah, Anehnya, barang-barang tersebut bisa lolos dalam pemeriksaan embarkasi maupun bandara pemberangkatan di Indonesia," ujar Jajang di Madinah, Sabtu 5 September 2015.

Menurut Jajang, barang bawaan jemaah yang tak lazim dibawa dalam penerbangan tiap tahun masih saja terjadi. "Bahkan ada yang membawa pil sebanyak 6.000 butir di dalam tas koper jemaah, tanpa ada surat keterangan paramedis tentang peruntukannya. Lalu barang itupun disita petugas imigrasi Bandara AMMA Madinah." kata dia.

Petugas awalnya curiga dengan tas yang dibawa calon jemaah haji bernama Abu yang berasal dari embarkasi Makassar. Usai diperiksa, tas tersebut berisi 6.000 pil tanpa adanya keterangan dokter dari Indonesia.

Abu mengaku tidak tahu kegunaan obat tersebut. Pil itu hanya dititipi untuk kerabatnya yang akan mengambil di Hotel tempat ia menginap.

Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah Nurul Badruttamam meminta jemaah untuk tidak membawa barang yang aneh-aneh.

"Kalau perlu sesuatu barang bisa beli di sini (jangan dibawa dari Indonesia). Kalau barang-barang seperti itu pasti disita di Bandara," ujar Nurul.

Selain barang tak lazim, Nurul mengimbau jika jemaah membawa obat-obatan dalam jumlah banyak, sebaiknya ada surat keterangan dokter dari Indonesia. Jika memungkinkan, surat keterangan itu berbahasa Arab atau Inggris.

Nurul juga menyesalkan masih banyak jemaah tidak patuh terhadap aturan. Di lapangan, tas tentengan dan kursi roda jemaah banyak yang belum tertera kepemilikannya. Seharusnya jemaah mencantumkan nama, kloter, rombongan dan nomor HP ketua rombongan.

Tak hanya itu, banyak jemaah yang juga lupa tak membawa kain ihram atau tertinggal dimasukkan ke dalam kopor besar. Padahal, mereka sudah diingatkan agar membawa kain ihram di tas tentengan saja biar tidak sulit untuk mengambilnya.

"Tapi Alhamdullilah, kita Daker Airport memberikan kepada jemaah berupa peralatan kain ihram lengkap (2 kain ikhram, sabuk dan sandal jepit), secara cuma-cuma." tukas Nurul. (Ali/Nda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini