Sukses

Toilet Raksasa Untuk Belajar BAB

Museum toilet ini dirancang untuk membantu pemahaman anak akan kebersihan diri dan lingkungan hidup sehubungan dengan BAB.

Liputan6.com, Osaka, Jepang  Ada-ada saja cara mengajarkan kebersihan kepada anak-anak. Sebuah museum di Osaka, Jepang, menggelar pameran bertemakan toilet diperuntukkan pendidikan bagi anak-anak. Dalam suatu unggahan video YouTube oleh akun CCTV terlihat bagaimana anak-anak di Osaka Jepang dapat ‘masuk’ ke dalam jamban raksasa sambil mengenakan topi berbentuk kotoran manusia.

Pameran yang digagas oleh museum Miraikan ini memang sudah usai, meskipun demikian pembelajaran yang diberikan mencakup bahan-bahan pendidikan yang bersifat interaktif tentang kotoran manusia dan dampak kotoran mausia serta hewan kepada lingkungan hidup. Menurut pihak museum, “Kalian akan mendapatkan penghargaan baru terhadap jamban yang sering kali dianggap remeh.”

Sementara itu, melalui situs museum Miraikan, dijelaskan bahwa “Toilet di Jepang itu pandai dan canggih, dengan penutup yang dapat buka-tutup secara otomatis dengan fungsi pembersihan diri. Dengan keberadaannya kita dapat menjalani hidup yang nyaman dan bersih."

"Ada sejumlah hal yang telah berubah terkait pengunaan toilet di Jepang, seperti anak-anak yang kesulitan menggunakan toilet di sekolah karena malu atau sejumlah alasan lainnyha. Kesulitan BAB membebani bagi para pengasuh mereka. Menurut catatan dunia ada sekitar 2,5 miliar manusia yang tidak dapat menggunakan toilet dan banyak anak yang meninggal karena kurangya sarana kesehatan."

Selanjutnya dikatakan, "Kenikmatan membuang air besar melibatkan harga diri manusia dan pandangan toilet bergantung kepada usia, budaya, lingkungan kehidupan mereka. Jika bicara soal lingkungan hidup global, pembuangan limbah merupakan suatu persoalan besar juga."

Limbah, termasuk kotoran manusia, tidak dapat dibuang begitu saja ke laut. Limbah harus diolah terlebih dahulu, bahkan dari kandungan fosfor yang merupakan sumberdaya berharga.

Di Jepang, fosfor dihilangkan dari limbah untuk mengurangi dampak buruk kepada lingkungan hidup, tapi hal ini memerlukan energi. Jika kita dapat menciptakan alat yang dapat mengambil dan memanfaatkan sumber daya tersebut dari kotoran manusia, kita dapat mengurangi dampaknya pada lingkungan hidup sambil meraup manfaatnya.

Ternyata, urusan toilet tidak semudah yang kita bayangkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini