Sukses

Ilmuwan Berhasil Membuat Tikus Jadi Cerdas

tikus yang telah dimodifikasi secara genetik itu menjadi lebih "cerdas" dan pemberani.

Liputan6.com, Inggris Dalam upaya membuka jalan pengobatan bagi manusia penderita Alzheimer, skizofrenia, atau stres pasca trauma, para ilmuwan melakukan percobaan pada seekor tikus. Para ilmuwan ini kemudian berhasil menciptakan seekor tikus yang cerdas dan pemberani.

Dilansir dari reuters, sekelompok peneliti dari Kanada dan Inggris telah mengubah gen tunggal dalam DNA tikus untuk memblokir enzim yang disebut PDE4B, yang ditemukan di banyak organ, termasuk otak.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Steve Clapcote, dosen farmakologi di Leeds University, Inggris, dan Alexander McGirr, seorang psikiater dari Univesity of British Columbia, Kanada, menemukan bahwa tikus yang telah dimodifikasi secara genetik itu menjadi lebih "cerdas" juga pemberani.

Dalam percobaan ini, para ilmuwan melakukan serangkaian tes perilaku pada tikus yang telah dihambat PDE4B-nya. Ternyata, mereka cenderung belajar lebih cepat, mampu mengingat peristiwa lama dan memecahkan masalah kompleks dengan lebih baik daripada tikus pada umumnya. Mereka juga kurang mampu mengingat peristiwa menakutkan yang mereka alami daripada tikus biasa.

peneliti mengubah gen tunggal dalam DNA tikus untuk memblokir PDE4B

Percobaan juga menunjukkan bahwa tikus yang PDE4B-nya telah dihambat, memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu di ruang terbuka dan terang dibandingkan tikus pada umumnya, yang lebih suka gelap atau ruang tertutup.

Jika tikus secara alami takut kucing, tikus yang dimodifikasi secara genetik lebih berani menghadapi kucing, menunjukkan bahwa menghambat PDE4B dapat meningkatkan perilaku pengambilan risiko.

Karena PDE4B juga ditemukan pada manusia, ini menjadi hal yang sangat menarik dalam usaha mencari pengobatan untuk kondisi otak serta penurunan mental terkait dengan penuaan.

"Penelitian kami terhadap tikus telah mengidentifikasi phosphodiesterase-4B sebagai target yang menjanjikan untuk potensi pengobatan baru," kata Steve.

Dia mengatakan timnya sekarang mengerjakan pengembangan obat yang secara khusus akan menghambat PDE4B. Jika nantinya obat tersebut bekerja dengan baik terhadap hewan, maka kemungkinan juga akan diterapkan kepada manusia. (Dsu/hdy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini