Sukses

13-8-1961: Berlin Terbagi Dua

Pendudukan ini berpengaruh pada salah satu kota besar di Negeri Bavaria, Berlin. Secara teknis kota tersebut dikuasi oleh Soviet.

Liputan6.com, Jakarta - Usai Jerman kalah di Perang Dunia II, negara ini diduduki oleh beberapa kekuatan dunia. Di antaraya, Uni Soviet, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis.

Pendudukan ini berpengaruh pada salah satu kota besar di Negeri Bavaria, Berlin. Secara teknis kota tersebut dikuasai oleh Soviet.

Namun, Soviet gagal menguasai Berlin sepenuhnya. Mereka hanya bisa mengontrol bagian timur dari Berlin.

Oleh sebab itu, di wilayah barat pengaruh AS dan sekutunya begitu kuat terasa. Karena itulah, masyarakat yang berada di timur Berlin melakukan perpindahan massal ke barat Jerman akibat peluang untuk hidup bebas di wilayah tersebut sangat terbuka lebar.

Jumlah warga Berlin Timur yang mengungsi ke Barat tak sedikit. Tercatat ada 2,5 sampai 3 juta orang yang berpindah tempat tinggal.

Demi mencegah eksodus massal warga Berlin Timur tersebut, Pemimpin Komunis Jerman Timur Walter Ulbricht segera menemui koleganya asal Soviet Nikita Khrushchev. Dalam pertemuan tersebut kedua pemimpin ini sepakat membangun tembok pemisah antara 2 wilayah Berlin.

Pekerjaan pembangunan pemisah pun dimulai. Hasilnya, pada 13 Agustus 1961, kawat berduri serta batu bata jadi penanda pemisah dua Berlin.

Batu bata dan kawat hanya ditempatkan sebagai pemisah sementara. Akhirnya, dalam waktu sangat cepat batu bata dan kawat diubah menjadi tembok besar yang dijaga ketat siang malam oleh Pasukan Jerman Timur Volkspolizei.

Pembangunan tembok ini sontak membuat warga Jerman Barat protes. Akhirnya, dipimpin Walikota Berlin Barat Willi Brandt, warga kota tersebut menggelar demo besar dan mengambinghitamkan AS atas peristiwa ini.

"Demokrasi di Barat, khususnya AS telah gagal mengambil sikap itu melawan (pembangunan tembok Berlin) ini," kritik Brandt seperti dikutip dari History, Kamis (13/8/2015).

Pembangunan Tembok Berlin di waktu itu memang menjadi sorotan tajam dunia. Sebab, Tembok Berlin menjadi bukti kuat dan simbol betapa sengitnya perang dingin.

Selain pembangunan Tembok Berlin di tanggal yang sama pada 1926, seorang pria lahir di Provinsi Oriente, timur Kuba. Lelaki yang kelak dikenal sebagai pemimpin revolusi dan pemimpin komunis Kuba terlama ini bernama Fidel Castro.

Di samping kelahiran Castro, masih di tanggal 13 Agustus, tetapi terjadi di 1960, Republik Afrika Tengah memproklamasikan kemerdekaannya. Kebebasan penuh Afrika Tengah mereka rebut dari penjajah Prancis. (Ger/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini