Sukses

Saudagar Es Terakhir dari Ekuador

Setiap minggunya pria 86 tahun ini bepergian 45 km ke gua es.

Liputan6.com, Jakarta Hampir semua orang di penjuru dunia membuka pintu kulkas jika butuh es batu. Anda mungkin tidak bisa membayangkan ada orang yang benar-benar memanjat gunung untuk memotong es.

Adalah Baltazar Ushca, hielero –saudagar es, terakhir di Ekuador. Ushca merupakan orang terakhir dengan profesi ini. Profesi saudagar es diturunkan dari ayahnya dan menjadi profesi keluarga besar selama berabad-abad.

Setidaknya sekali seminggu, pria 68 tahun ini menghabiskan waktu lima jam memanjat gunung Chimborazo, yang puncaknya merupakan yang tertinggi di Ekuador. Ia berjuang mencapai sebuah gua es yang jaraknya hampir 45 km dari rumahnya. Ia meneruskan tradisi keluarganya memotong-motong es tersebut menjadi balok. Dengan naik keledai, ia membawa es turun ke kota Riombamba, di mana es tersebut dijual.

Walau usianya sudah senja dan tingginya hanya 150 cm, ia bisa membawa 30 kg es di bahunya. Ushca mengaku bangga bekerja di gunung yang dianggap suci itu.

“Ini adalah pekerjaan seorang pria,” ucapnya bangga, dikutip Oddity Central, Rabu (24/6/2015). “Bapak Chimborazo menjaga saya.”

Menurut Ushca, seluruh orang di komunitasnya menjual es. Mereka pergi dalam satu grup yang berjumlah lima sampai enam orang. Ayah, Ibu, dan kakak adiknya juga turut serta. Kini, ia hanya pergi bersama anak menantunya, Juan. Perjalanan pun lebih lama karena glacier yang menipis.

Ushca dan Juan meninggalkan desa sekitar pukul 7 pagi. Dengan mengendarai keledai, mereka berhenti di Pajonal untuk mengumpulkan jerami sebagai bahan pembungkus es. Tengah hari, mereka sampai di gua es dan Ushca mulai bekerja, menggunakan pencungkil untuk memecahkan es dan memotongnya dalam bentuk kubus. Mereka pulang sekitar pukul 4 sore. Setiap Sabtu, barulah es tersebut di jual ke pasar di Riobamba.

Menariknya, es natural hasil kerja Ushca masih laris di pasaran. Dibanderol dengan harga $2,5 (setara Rp 33.750) per-36 kg, orang-orang mengaku es alami ini memiliki manfaat penyembuhan, dan masih digunakan untuk membuat jus buah natural dan es krim.

Beberapa pembuat film internasional juga sudah mengunjungi Ushca, mengikutinya di perjalanan berliku pegunungan dalam pendakian mingguannya. Ushca sempat menghadiri premiere salah satu film dokumenternya di New York. Ia merupakan selebriti lokal, terutama di pasar La Merced, tempat es dijual, di mana orang-orang mengerubungi dan mengajaknya foto bersama. Namun momen kebanggan Ushca adalah ketika ia bertemu Presiden Rafael Correa, yang dianggap teman olehnya.

(ikr/sts)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.