Sukses

Wow, Ada Sel Darah Merah di Fosil Dinosaurus Usia 75 Juta Tahun

Jika sel-sel itu bisa bertahan selama 75 juta tahun, maka masih ada harapan penemuan DNA dinosaurus.

Liputan6.com, London - Sejumlah ilmuwan mendapatkan kejutan menyenangkan dengan penemuan daging dinosaurus. Para ilmuwan dari Imperial College di London, Inggris itu sedang meneliti 8 fosil dinosaurus yang digali 100 tahun lalu dari suatu kawasan dinosaurus Alberta di Kanada. Mereka tidak berharap terlalu banyak dari penelitian fosil yang kebanyakan berasal dari masa Cretaceous itu.

Para ilmuwan kemudian terkejut ketika suatu analisa menggunakan mikroskop elektron menyingkapkan adanya sisa sel darah merah dan serat kolagen yang utuh menjadi fosil berusia 75 juta tahun. Tidak seperti tulang dan gigi yang dapat bertahan ratusan juta tahun, jaringan lunak hewan akan luruh dengan segera.

Sebetulnya, sudah pernah ada temuan jaringan lunak menempel pada tulang dinosaurus semisal temuan Mary Schweitzer dari North Carolina State University. Peneliti itu mendapati adanya jaringan lunak kolagen pada tulang kaki Tyrannosaurus rex. Tapi, dalam jurnal Nature Communications yang dikutip pada Minggu (14/6/2015), disebutkan bahwa temuan para peneliti London ini luar biasa karena kondisi fosil yang sangat buruk untuk penelitian itu.

"Susah mendapat izin dari kurator untuk mencuil fosil di bawah pengawasan mereka. Fosil yang kami uji sebenarnya sampah, terpecah belah, dan bukan suatu fosil yang diharapkan masih memiliki jaringan lunak," ucap Susannah Maidment dari Imperial College kepada Guardian.

Fosil yang dibahas wanita itu berasal dari penggalian satu abad lalu yang akhirnya mendekam di Museum Sejarah Alam di London.

Sejumlah fosil itu merupakan cakar seekor Theropod (kemungkinan seekor Gorgosaurus), jempol yang mungkin berasal dari Triceratops, dan tulang-tulang dengkul dinosaurus berparuh bebek.

Untuk ketelitiannya, para ilmuwan harus mencuil pecahan fosil supaya mendapatkan bagian dalamnya. Ketika ilmuwan material Sergio Bertazzo meneliti suatu cuilan dari serpihan fosil cakar theropod, ia tercengang.

“Suatu pagi, saya menyalakan mikroskopnya, menambah pembesaran penglihatan, dan berpikir, ‘Wah, itu seperti darah'," tutur Bertazzo.

Fosil

Para peneliti kemudian mencoba memastikan bahwa sel darah yang ditemukan bukanlah pencemaran dari peneliti sebelum mereka. Setelah meneliti inti selnya, mereka yakin bahwa itu bukanlah darah manusia. Tidak selazimnya makhluk bertulang belakang, sel darah merah manusia, dan mamalia lainnya tidak memiliki inti sel.

Penelitian lanjutan pada tulang rusuk kemudian mengungkapkan adanya serat yang belakangan diketahui mengandung asam amino pembentuk kulit dan kolagen.

Jika penemuan ini benar adanya, maka kemungkinan ada sejumlah sel darah dan sel kolagen dinosaurus bertebaran di sejumlah museum di seluruh dunia. Mungkin bisa juga untuk membantu menjawab pertanyaan apakah dinosaurus berdarah dingin atau berdarah panas seperti keturunan mereka di masa kini, yaitu burung-burung.

Lalu, jika sel-sel itu bisa bertahan selama 75 juta tahun, maka masih ada harapan penemuan DNA dinosaurus. Walaupun mungkin dalam keadaan tidak utuh lagi. (Alx/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.