Sukses

Fenomena Danau Terbakar di India

Fenomena danau terbakar itu terjadi selama berminggu-minggu. Orang-orang juga mengalami reaksi alergi dan rasa terbakar di kulit.

Liputan6.com, Bangalore - Selama ini, kita mengenal air sebagai cairan yang mampu memadamkan api. Namun tak demikian dengan di Bungalore, India. Di tempat itu, air dalam sebuah danau justru membara alias memunculkan api.

Fenomena danau terbakar itu terjadi selama berminggu-minggu.

Danau Bellandur dipenuhi busa racun yang berasal dari polusi limbah pabrik. Jika dilihat dari jauh terlihat seperti salju, namun cairan di bawahnya sudah berubah warna menjadi hitam akibat campuran berbagai bahan kimia pabrik dan air selokan.

Penduduk di Bangalore mulai panik saat menyaksikan muncul percikan api di permukaan busa. Pada Jumat, 15 Mei 2015, kobarannya meluas, seperti terekam dalam video yang sudah tersebar di dunia maya.

Para ahli melaporkan, api yang muncul akibat lapisan minyak dan fosfor dari limbah berbahaya yang tidak ditangani.

foto percikan api yangterjadi di permukaan danau, diambil dari pengguna akun twitter @basuanand.

Ironisnya, area lahan basah yang berfungsi menyaring air danau itupun sudah lama hancur akibat pembangunan.

"Lahan basah itu dulunya berfungsi sebagai penjernih. Namun semua area sekitar danau sudah hilang dan tidak ada lagi cara untuk melakukan penjernihan secara alami, tentu saja polusi air tak terkontrol," lapor seorang petugas yang bekerja di dewan kontrol polusi setempat, seperti dimuat Huffington Post yang dikutip Jumat (22/5/2015).

Selain terbakarnya danau, penduduk juga melaporkan adanya orang-orang yang mengalami reaksi alergi dan rasa terbakar di kulit -- akibat racun yang dihasilkan dari busa.

Lapisan busa itu, pada 19 Mei, sudah menebal setinggi hampir 4 meter akibat hujan. Bahkan meluber ke pinggir danau.

Kini para pejabat di kota itu telah mengadakan investigasi atas polusi air tersebut. Apalagi sudah merembet pada danau lain di sekitarnya. (Ikr/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini