Sukses

Ibu Sewa Polisi untuk Pura-pura Tangkap Anaknya

Karena jengkel dengan perilaku anaknya, seorang Ibu dari Columbia, Georgia, mendapat ide untuk memberinya pelajaran.

Liputan6.com, Jakarta Karena jengkel dengan perilaku anaknya, seorang Ibu dari Columbia, Georgia, mendapat ide untuk memberinya pelajaran.

Bekerjasama dengan kepolisian lokal, ia mengatur penangkapan anak laki-lakinya yang duduk di bangku kelas lima, yang diharapkan, cara ini akan membuatnya jera.

Chiquita Hill, 33, mengungkapkan bahwa guru di sekolah Sean, anaknya, mengaku Sean bersikap kasar dan tidak hormat, tidak mendengarkan, melawan, dan tidak mengerjakan PR. Setelah mendapat laporan berkali-kali, Hill kehabisan pilihan dan secara putus asa mncari solusi karena ia takut perilaku Sean bisa menjadi kasus ketidakhormatan terhadap otoritas pasa saat Sean dewasa nanti. Pada saat itulah ia mendapat ide untuk penangkapan palsu.

"Saya rasa perlu sesuatu yang membuatnya syok,"ungkap Chiquita. "karena aksi mendisiplinkannya tidak mempan, saya terpikir rasanya ingin memanggil polisi saja." Jadi, setelah guru Sean pulang dari kediaman keluarga Hill, Chiquita menelefon departemen kepolisian Columbus, yang setuju untuk mengirim petugas ke rumah. Sean awalnya tidak percaya pada saat Ibunya memberitahu ia dicari polisi. Namun, saat polisi muncul di depan pintu rumah, Sean yang semua ceria langsung menangis seketika.

Setelah memborgol tangan Sean, para petugas menggiringnya masuk mobil polisi dan membiarkannya ada disana selama lima menit. Foto-foto yang diambil menunjukkan anak laki-laki itu menangis ketakutan lewat kaca jendela mobil, selama diceramahi polisi. Sean tidak bisa mengeluarka kata apapun saking ketakutannya.

Saat akhirnya pintu dibuka, Sean melesat keluar dan lari untuk memeluk ibunya dan minta maaf berkali-kali. Setelah para polisi pergi, Chiquita berbicara dengan Sean dan menjelaskan bagaimana perilakunya sudah mempunyai akibat tidak menyenangkan pada orang lain di sekitarnya, seperti yang dilansir dari laman odditycentral.com, Senin (11/5/2015)

"Saya tidak menyesal melakukannya. Ia sudah hampir 11 tahun, usia pra-remaja dimana ada banyaj perubahan, dan saya mengerti. Namun dengan apa yang terjadi di Missouri dan Baltimore, saya ingin menghindari hal-hal seperti itu terjadi mumpung ia masih mudah dan mudah terkesan."

Chiquita menerima berbagai kritik untuk metodenya itu. Bahkan Asisten Kepala Departemen Kepolisian Columbus, Lem Miller mengaku tidak senang dengan apa yang dilakukan para petugas. Ia bahkan membuat pernyataan "petugas melakukan itu tanpa persetujuan pengawasan atau pengetahuan."

"Kami mengerti bahwa mereka mencoba melakukan hal baik, namun jika dipikirkan lagi, bukan urusan kita untuk berpura-pura menangkap seseorang", ungkap Lem. "Ini efektif untuk menakut-nakuti si anak, namun dampaknya, bisa membuat mereka punya pandangan yang lebih buruk lagi tentang polisi." Miller pun mengaku sudah menjelaskan pada petugas-petugas bahwa mereka tidak dapat izin untuk pura-pura menangkap orang lain lagi. Departemen Kepolisian Colombus juga menambahkan bahwa orangtua dari anak-anak yang nakal sebaiknya memanggil pelayanan anak-anak daripada membuat taktik menakut-nakuti dengan bantuan polisi. (Ikr)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini