Sukses

8-5-1967: Muhammad Ali Dipidana karena Menentang Perang Vietnam

"Aku tak punya masalah dengan orang-orang Vietkong. Dan tak ada satupun orang Vietkong yang memanggilku dengan sebutan 'Nigger'!"

Liputan6.com, Jakarta - Ia terlahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. Namun, dunia mengenalnya sebagai Muhammad Ali -- nama yang dipilihnya setelah memeluk agama Islam. Pria kelahiran Louisville, Kentucky itu adalah salah satu petinju kelas berat terhebat sepanjang sejarah. Seorang legenda.

Pada 8 Mei 1967, Muhammad Ali menjadi topik berita. Kala itu, juri federal mendakwanya di pengadilan. Gara-gara menolak program wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.

"Aku tak punya masalah dengan orang-orang Vietkong. Dan tak ada satupun orang Vietkong yang memanggilku dengan sebutan 'Nigger'!," kata dia lantang menolak wajib militer, seperti dikutip dari situs People's World.

Kalimat pertamanya, yang dalam Bahasa Inggris, 'I ain't got no quarrel with them Viet Cong', dipakai para generasi muda AS kala itu, sebagai simbol penolakan terhadap perang.

Gara-gara sikapnya itu, Ali diskors oleh Komisi Tinju. Gelar tinju kelas berat miliknya dibatalkan.

Pada sidang 20 Juni 1967, setelah juri  berunding setelah 21 menit, Ali dinyatakan bersalah. Ia divonis 5 tahun bui dan denda US$ 10.000, serta dikenakan larangan bertinju selama 3 tahun.

Muhammad Ali (Wikipedia)

Putusan tersebut diperkuat di pengadilan banding. Namun, akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Dengan suara bulat.

Keteguhan -- juga kenekatan -- Ali menginspirasi Martin Luther King, Jr, yang harus meyakinkan sejumlah pihak dalam gerakan  hak-hak sipil yang, khawatir penentangan terhadap Perang Vietnam akan memojokkan Presiden Lyndon Baines Johnson, yang mendukung UU Hak-hak Sipil.

Pelatih Ali, Angelo Dundee mengatakan, pemidanaan terhadap Ali sangat merugikan karirnya. "Satu hal yang harus diperhitungkan saat bicara soal Ali. Tahun-tahun terbaik, masa kejayaannya, telah dirampas dari tangannya."

Apapun, Ali kemudian membuktikan, ia adalah petarung pertama -- dan sejauh ini adalah satu-satunya -- yang menjadi juara tinju kelas berat 3 kali. Karirnya benar-benar berakhir pada 1981. Tiga tahun kemudian terkuak, ia menderita penyakit Parkinson.

Selanjutnya: Amuk Gunung Menewaskan 30.000 Manusia...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amuk Gunung Menewaskan 30.000 Manusia

Amuk Gunung Menewaskan 30.000 Manusia

Tanggal yang sama di tahun berbeda, juga menjadi momentum kejadian-kejadian penting dunia. Pada 1521, Hernando de Soto menemukan Sungai Mississippi.

Sementara, pada 1899, Ernest Rutherford mempublikasikan temuannya: 2 partikel radiasi, Alpha dan Beta.

Lalu, pada 1902, Gunung Pelee erupsi. Akibatnya adalah malapetaka. Kota St Pierre, Martinique binasa, 30.000 manusia yang ada di sana tewas.

Peristiwa itu menjadi bencana gunung meletus paling parah dan mematikan di sepanjang Abad ke-20.

Erupsi Gunung Pelee (Wikipedia)

"Adikku tersayang: Pagi ini seluruh penduduk kota waspada. Semua mata memandang ke arah Gunung Pelee, sebuah gunung purba. Seluru manusia khawatir ia akan meledak dan menghancurkan pulau," demikian surat yang ditulis Nyonya Thomas T. Prentis, istri Konsul Amerika Serikat di St. Pierre, untuk adiknya di Boston.

Pascaerupsi, tim SAR menemukan jasad hangus 2 orang: sang konsul dan istrinya -- dalam kondisi duduk di kursi, menatap Pelee. Sementara, jenazah anak-anak mereka tak pernah ditemukan. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini