Sukses

'Hantu' Bom Napalm Membayangi Korban Perang Vietnam

Ho Thi Hien memang tak mengalami luka bakar seperti Kim Phuc. Tapi, trauma Perang Vietnam membayangi hidupnya.

Liputan6.com, Hanoi - "Nong qua! Nong qua! ... panas, panas!" Seorang gadis cilik berlari telanjang di jalanan desa di Trang Bang, Vietnam, 8 Juni 1972. Ia berteriak sejadinya. Wajahnya menggambarkan kengerian tak terperi.

Jet tempur pihak Vietnam Selatan baru saja menjatuhkan bom napalm -- yang berisi zat kimia berbentuk pasta yang terbakar begitu pecah di darat.

Bom meledak dan mengeluarkan bola api raksasa, menghanguskan apapun dalam radius 100 meter dari pusat ledakan.

Bumi pun berguncang. Panas menyebar, pepohonan membara, api juga menghanguskan pakaian Kim Phuc -- bocah 9 tahun itu, membakar tubuhnya.

Adegan mengerikan tersebut terekam kamera fotografer Nick Ut. Karyanya dianggap menjadi salah satu foto yang mengubah jalannya sejarah. Membalikkan persepsi orang terhadap Perang Vietnam.

Itu adalah foto ikonik, yang membuat sang pewarta foto mendapatkan penghargaan bergengsi Pulitzer. 

Bom napalm di Perang Vietnam (Wikipedia)

Kim Phuc bukan satu-satunya yang ada dalam foto itu. Ada sepupunya Ho Thi Hien yang berusia 10 tahun kala itu. Juga Phan Thanh Tam dan Phan Thanh Phouc.

Tak semuanya lepas dari trauma mengerikan yang terjadi di hari itu. Ho Thi Hien memang tak mengalami luka bakar seperti Kim Phuc. Ia ada di sebelah kanan, dalam foto, sedang menggandeng adik lelakinya.

Namun, perempuan itu masih didera trauma emosional. "Setiap mendengar deru pesawat terbang niscaya aku ketakutan bukan kepalang," kata dia kepada Guardian, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (2/5/2015).

Kini, 40 tahun berlalu sejak tank-tank pihak Vietnam Utara merangsek ke Saigon -- kini Ho Chi Minh City, yang dulu adalah ibukota Selatan.

Kendaraan tempur menerjang pagar istana kepresidenan dan mengibarkan bendera komunis.

Itu adalah kemenangan luar biasa bagi pasukan revolusioner yang melancarkan taktik perang gerilya lebih dari 1 dekade melawan Amerika Serikat, dan sebelumnya penjajahan Prancis, yang jauh lebih modern dalam persenjataan.

"Tank yang menabrak dan menggilas gerbang...adalah simbol kemenangan bangsa Vietnam dan Tentara Rakyat, menandai akhir dari 30 tahun perlawanan melawan Prancis lalu Amerika Serikat," kata Nguyen Van Tap (64) -- yang mengemudikan  Tank 390 dan menabrak pagar besi istana presiden hari itu.

Perang Vietnam adalah kekalahan memalukan bagi AS dan sekutunya. Juga menjadi pertempuran yang memakan banyak korban di pihak Negeri Paman Sam.

Sebanyak 58.000 orang dari pihak AS tewas, dan pihak Vienam Selatan -- yang didukung Washington -- kehilangan 250.000 nyawa.

Sementara, diperkirakan 3 juta pejuang komunis dan warga sipil tewas .

Ho yang kini berusia 56 tahun masih tinggal dan bekerja di area yang letaknya beberapa meter dari titik serangan bom napalm itu. Ia memiliki bisnis cafe di Trang Bang, dan masih tinggal bersama keluarga besarnya.  

Sementara, Kim Phuc -- yang mendunia dengan sebutan 'napalm girl', meninggalkan Vietnam dan tinggal di Toronto, Kanada bersama keluarganya.

Ia menulis buku dan menjadi Duta UNESCO bagi korban perang yang masuk muda. Sekian lama berlalu, kenangan itu masih menghantuinya.

"Aku ingin lepas dari bayangan gadis kecil dalam foto itu," kata Kim Phuc seperti dikutip dari Daily Mail. "Tapi foto itu seakan tak ingin aku pergi."

Ia masih ingat teriakan-teriakan tentara kala itu. "Kita harus pergi, mereka akan mengebom tempat ini! Kira bisa mati!"

Beberapa detik kemudian, ia melihat ekor asap berwarna kuning dan ungu di sekotar Kuil Cao Dai -- tempat ia dan keluarganya berlindung selama 3 hari -- di tengah pertempuran sengit antara pihak Selatan dan Utara.

Kim Phuc masih ingat, di tengah kepanikan, ia mendongak ke atas, ke arah pesawat pihak Selatan yang menjatuhkan tabung-tabung mirip telur. Bom! 

Kejadian itu juga meninggalkan jejak di tubuhnya hingga kini, bekas luka bakar dari api yang menari-nari di lengannya, lalu merayap ke punggung. (Ein/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.