Sukses

Dahsyat, Semburan Pendorong Roket ke Mars Milik NASA

Temperatur yang dihasilkan dari uji pengapian statis berdurasi 126 detik itu mencapai 2.500 derajat Celcius. Bisa lelehkan pasir jadi kaca.

Liputan6.com, Utah - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menguji pendorong roket (solid rocket booster) terbesar di dunia di Utah, Rabu 11 Maret 2015. Mesin itu dinyalakan pada pukul 11.30 waktu setempat.

Pengujian yang dilakukan atas kerjasama dengan kontraktor Orbital ATK, Inc dilakukan di fasilitas perusahaan di Promontory.  

Namun, NASA tak meluncurkannya ke angkasa. Pendorong itu dinyalakan dalam kondisi horizontal. Kelak, mesin itu akan digunakan untuk meluncurkan roket Space Launch System dalam penjelajahan antariksa pada tahun 2019, dan akhirnya akan membawa manusia menuju Planet Mars.

Temperatur yang dihasilkan dari uji pengapian statis berdurasi 126 detik itu mencapai 2.500 derajat Celcius. Cukup untuk melelehkan pasir di lokasi menjadi kaca.



Nantinya, saat peluncuran, Space Launch System akan menggunakan 2 Solid Rocket Boosters (SRB). SLS nantinya akan menjadi roket paling kuat yang pernah diluncurkan manusia, lebih garang dari Saturn V yang berhasil membawa manusia ke Bulan.

Mesin pendorong tersebut adalah versi yang diperbarui dari jenis yang sama, yang membawa Space Shuttle ke orbit. Bedanya, ada pada kapasitas bahan bakar yang mempengaruhi kekuatannya.

Dikenal sebagai Qualification Motor 1 (QM-1), mesin pendorong itu ditempatkan di sebuah ruangan khusus untuk dipanaskan hingga mencapai suhu inti 32 derajat Celcius.

Ukurannya cukup besar, panjang 54 meter, diameter 3,7 meter, dan memiliki massa total sekitar 725 metrik ton. QM-1 mengeluarkan daya dorong 3,6 juta pon, lebih besar dari kekuatan 14 jet Boeing 747 bermesin empat yang menggunakan kekuatan penuh. 



Mantan astronot sekaligus Wakil Presiden Advanced Strategic Programs pada ATK, Charles Precourt mengaku puas dengan hasil tes.

"Terlihat clean dan mengagumkan. Anda bisa menyaksikan sendiri kekuatan tekanan yang keluar dari motor," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (12/3/2015).

Sementara, manajer peluncur NASA Alex Priskos juga gembira dengan hasil tes. "Hasilnya seperti yang diharapkan." 



NASA membangun SLS untuk menerbangkan misi antariksa lebih dalam ke belantara angkasa luar. Tujuan utamanya adalah mengirimkan astronot  ke Mars pada tahun 2030-an.

Penerbangan perdana SLS ditargetkan dilakukan pada 2018. Saat itu SLS akan menggendong pesawat Orion dalam kondisi tak berawak melampaui orbit rendah Bumi untuk menguji kinerja sistem yang terintegrasi.

Peluncuran awak pertama menyusul kemudian pada 2021. (Ein/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.