Sukses

Dianggap Menghina, Walikota Paris Akan Tuntut Fox News

Hidalgo mengatakan penduduk Paris merasa dihina dan citra kota itu rusak akibat pemberitaan Fox News.

Liputan6.com, Jakarta - Walikota Paris Anne Hidalgo mengatakan pihaknya akan menuntut Fox News karena pemberitaan yang tidak tepat tentang kota itu setelah serangan terhadap majalah Charlie Hebdo. Hidalgo mengatakan penduduk Paris merasa dihina dan citra kota itu rusak akibat pemberitaan itu.

Sebelumnya, jaringan media berita Amerika Serikat tersebut mengatakan terdapat 'daerah yang tidak didatangi siapapun' di ibukota Prancis itu, tempat yang baik polisi maupun warga bukan Muslim menolak untuk mendatanginya.

Hidalgo mengatakan kepada CNN, "Ketika kami diejek dan saat kami dipandang seperti itu, maka saya pikir kami akan menuntut. Saya pikir kami akan ke pengadilan, agar kata-kata tersebut dicabut."

Wakil Presiden Eksekutif Fox News Michael Clemente sudah meminta maaf karena mengaku telah membuat "kesalahan yang disesalkan" saat siaran terkait penduduk Muslim.

"Kami berempati dengan warga Prancis sementara mereka menjalani proses penyembuhan dan melakukan kegiatan sehari-hari. Meskipun demikian, kami memandang pernyataan Walikota tentang penuntutan tidak pada tempatnya," ujar dia seperti dikutip BBC, Kamis (22/1/2015).

Tidak hanya Kota Paris, pada pemberitaan yang sama Fox News juga menyiarkan komentar yang serupa bahwa Kota Birmingham di Inggris, adalah Islam total dan tempat yang sebaiknya tidak dikunjungi non-Islam.

Tayangan itu menghadirkan Steven Emerson, seorang pengamat terorisme di AS, yang juga menyebutkan 'warga non-Islam sebaiknya tidak pergi ke sana'. Emerson tampil di Fox News terkait serangan teror di Prancis pekan lalu namun dia kemudian menarik pernyataannya itu setelah dihubungi berbagai media.

Namun, Fox News sudah menyampaikan permintaan maaf atas penayangan pernyataan itu. Dalam siaran pernyataan maafnya, Fox mengatakan amat menyesalkan kesalahan tersebut dan meminta maaf kepada warga Birmingham, Inggris tengah.

Pembawa acara Jeanine Pirro yang mewawancarai Emerson saat mengeluarkan komentar kontroversial itu mengatakan bahwa para pembicara tamu membuat 'serangkaian kesalahan faktual dan dia melakukan kesalahan dengan membiarkannya tidak ditantang maupun dikoreksi.'

"Pembicara tamu menyatakan bahwa Birmingham, Inggris, adalah Islam total dan merupakan tempat yang tidak dikunjungi non-Islam. Keduanya tidak benar," tegas Pirro.

Dia menambahkan bahwa data berdasarkan sensus 2011 memperlihatkan 22% warga Birmingham yang mengidentifikasi dirinya sebagai Islam. "Kami menyesalkan secara mendalam atas kesalahan-kesalaan itu dan meminta maaf kepada warga Birmingham, penonton kami, dan semua pihak yang tersinggung," tutur dia. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini