Sukses

Jenderal AS: Perlu 3 Tahun Tumpas ISIS

Serangan udara AS untuk menggempur ISIS baru dimulai 4 bulan lalu dan diperlukan waktu dan kesabaran untuk melihat hasilnya secara nyata.

Liputan6.com, Baghdad - Letnan Jenderal James Terry yang memimpin pasukan Amerika Serikat memerangi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengatakan, perlu waktu tiga tahun menumpas kelompok radikal tersebut.

Terry menjelaskan, serangan udara AS untuk menggempur ISIS baru dimulai 4 bulan lalu dan diperlukan waktu dan kesabaran untuk melihat hasilnya secara nyata.

"Yang perlu kita lakukan, terutama di dalam Irak, adalah meningkatkan kemampuan pasukan (Irak). Paling tidak diperlukan waktu 3 tahun (untuk mengalahkan ISIS)," kata Jenderal Terry di Baghdad, seperti dikutip dari BBC, Jumat (19/12/2014).

Jenderal Terry mengatakan pula, pasukan Kurdi dengan dukungan pesawat-pesawat tempur AS berhasil merebut kembali kawasan luas di dekat perbatasan Suriah. Serta, dicapai pula kemajuan yang cukup signifikan dalam menghentikan gerak maju ISIS.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menegaskan pihaknya akan 'meladeni' ISIS sampai kapan pun.

Saat ini terdapat paling tidak 1.700 tentara AS di Irak. Presiden AS Barack Obama bahkan telah memberikan lampu hijau untuk menambah pasukan sebanyak 3.000 personel. Lebih dari 1.000 tentara diperkirakan akan diterbangkan ke Irak dalam beberapa pekan mendatang untuk melatih tentara negara tersebut.

3 Pemimpin ISIS Tewas

Sementara Reuters mewartakan, serangan udara dari koalisi sejumlah negara yang dipimpin AS untuk menggempur markas kelompok militan ISIS di Irak, membuahkan hasil. 3 Pemimpin tinggi ISIS tewas dalam serangan udara tersebut.

"Kami membuat kemajuan yang signifikan dalam menghentikan serangan militan yang ofensif," ucap Terry.

Letnan Jenderal Terry menyatakan, 2 di antara 3 pemimpin tinggi ISIS tersebut adalah Abd al-Basit atau Emir, dan Haji Mutazz, yang dikenal sebagai wakil dari komandan senior ISIS, Abu Bakr al Baghdadi.

Terry sekaligus mengonfirmasi tewasnya pemimpin kelompok militan radikal di Kota Mosul di Irak utara, Radwan Taleb al Hamdouni. Tewasnya Al-Hamdouni pertama kali diberitakan Wall Street Journal, setelah AS dan koalisi terus menggempur markas ISIS di Irak selama lebih dari 4 bulan. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini