Sukses

Negara Tetangga Mulai 'Tutup Pintu' untuk Pengungsi Suriah

Pengungsi Suriah sekarang tinggal dalam keadaan bahaya, melarat dan benar-benar memerlukan bantuan.

Liputan6.com, Aleppo - Negara-negara tetangga Suriah kini mulai 'menutup pintu' bagi kedatangan para pengungsi dari kawasan konflik itu. Hanya sedikit yang mereka izinkan masuk ke wilayah mereka. Hal itu diungkapkan oleh dua badan kemanusiaan ternama.

Laporan bersama Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) dan Dewan Penyelamat Internasional (IRC) menyatakan, banyak warga sipil yang ingin melarikan diri sekarang terjebak di Suriah.

"Warga sipil tidak bisa keluar dan bantuan yang diperlukan tidak bisa masuk. Ini adalah pengkhianatan terhadap pria, wanita dan anak-anak di dalam Suriah, yang sekarang tinggal dalam keadaan bahaya, kemelaratan dan benar-benar memerlukan bantuan," kata Sekretaris Jenderal NRC Jan Egeland seperti dikutip dari BBC, Jumat (14/11/2014).

Menurut data mereka, sekitar 18.500 orang melarikan diri dari Suriah pada bulan Oktober. Jumlahnya lebih sedikit, jika dibandingkan rata-rata per bulan pada tahun 2013 yang lebih dari 150.000 orang.

Jan Egeland menambahkan, masyarakat dunia gagal memberikan bantuan yang diperlukan. Sementara bantuan kemanusiaan untuk membantu pengungsi di negara baru hanya setengahnya didanai.

Beberapa LSM menuduh masyarakat dunia sama sekali tidak menunjukkan solidaritas.

Sejak konflik di Suriah mulai terjadi tahun 2011, jutaan orang mengungsi di dalam negara itu sendiri. Diperkirakan lebih dari tiga juta orang melarikan diri dari wilayah tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini