Sukses

14-11-1889: Wartawati 'Gila' Keliling Dunia Selama 72 Hari

Pada usia 25 tahun, sendirian, Nellie Bly mencatatkan rekor keliling dunia selama 72 hari. Ia juga pelopor jurnalisme investigatif.

Liputan6.com, Jakarta - New York, 14 November 1889 pukul 09.40, Nellie Bly naik ke atas kapal Augusta Victoria untuk memulai perjalanan panjangnya menempuh jarak 24.899 mil. Keliling dunia, terinspirasi buku 'Around the World in Eighty Days' karya Jules Verne.

Ia hanya membawa barang bawaan seadanya, baju yang melekat di badan, sebuah mantel, beberapa pakaian dalam, dan tas kecil berisi perlengkapan mandi. Hanya yang penting-penting saja.

Dalam tas yang dikalungkan di lehernya, terdapat semua harta bendanya: 200 poundsterling, sejumlah emas, dan beberapa uang Amerika Serikat.

Sendirian ia menuju ke Inggris, Prancis -- di mana ia bertemu dengan Jules Verne -- yang menyangsikan Bly bisa keliling dunia kurang dari 80 hari namun berdoa untuk keberhasilannya. Kemudian ia menuju Brindisi di Italia, Terusan Suez, Sri Lanka, dan negeri-negeri Selat (Straits Settlements) Penang dan Singapura, Hong Kong, juga Jepang.

Perkembangan jaringan kabel bawah laut dan telegraf listrik memungkinkan sang wartawati mengirimkan laporan pendek perjalanannya.

Dengan bepergian menggunakan kapal uap dan sistem kereta api, sejumlah kendala dihadapi Nellie Bly selama perjalanan, terutama di Asia. Namun, karenanya, ia justru menemukan pengalaman baru: mengunjungi sebuah koloni penderita kusta di China dan membeli seekor monyet di Singapura. Dan akibat cuaca buruk di Pasifik ia tiba di San Francisco dengan kapal Oceanic milik armada White Star Line pada 21 Januari, terlambat 2 hari dari jadwal.

Akhirnya, "72 hari, 6 jam, 11 menit setelah bertolak dari Hoboken pada 25 Januari 1890, Nellie tiba di New York," demikian Liputan6.com kutip situs PBS.org. Kepulangannya disambut bak selebritas oleh kerumunan orang.

Kala itu Bly memecahkan rekor dunia dalam usia 25 tahun. Meski tak lama kemudian dipatahkan oleh George Francis Train yang memerlukan waktu lebih pendek: 67 hari.

Pelopor Jurnalisme Investigatif

Nellie Bly terlahir sebagai  Elizabeth Jane Cochran pada 5 Mei 1864 di Pennsylvania. Sejak kecil, ia dikenal sebagai pemberontak.

Suatu hari ia membaca kolom di Pittsburgh Dispatch yang menyebut, takdir perempuan adalah di rumah, mengerjakan tugas rumah tangga seperti menjahit, memasak, dan membesarkan anak. Perempuan karir yang bekerja dianggap 'nyeleneh', tak patut.

Elizabeth marah bukan kepalang saat membacanya dan menulis surat pada koran yang menerbitkannya. Rupanya tulisannya itu ditaksir redaksi Pittsburgh Dispatch yang langsung merekrutnya. Dan lahirlah nama alias Nellie Bly.

Selama menjadi wartawan, Bly menulis kisah tentang sulitnya hidup para buruh perempuan, membuat artikel yang menuntut reformasi UU perceraian, dan membuat serial tentang pekerja anak di Pittsburgh.

Ia tak hanya sekedar mewawancarai orang. Namun sengaja menyamar dan bekerja di sebuah pabrik untuk mendapatkan gambaran sebenarnya. Menjadi pelopor jurnalisme investigatif.

Namun, tekanan dari para editor memaksanya beralih ke isu-isu 'perempuan' di masa itu seperti fesyen, perkebunan, pameran rangkaian bunga.

Bly yang tak sabar dengan tugas semacam itu, berinisiatif mengajukan diri sebagai koresponden di Meksiko. Saat kembali, lagi-lagi Pittsburgh Dispatch menugaskannya meliput hal-hal yang dirasa kurang menantang.

Cukup. Nellie Bly memilih berhenti. Ia pun pergi ke New York dan akhirnya diterima New York World, media milik Joseph Pulitzer pada 1887.

Di sana ia melakukan liputan berani, dengan berpura-pura gila, Bly masuk ke rumah sakit jiwa khusus perempuan di Pulau Blackwell. Selama 10 hari ia tinggal di sana, ia keluar dengan membawa kisah kekejaman, pemukulan, pemaksaan mandi dengan air sedingin es, dan makanan yang buruk, juga mentega tengik.



Kisahnya, yang dilengkapi ilustrasi dipublikasikan di New York World. Laporannya soal kekejaman itu membangkitkan amarah masyarakat dan para politisi yang akhirnya mengeluarkan sumbangan besar untuk mereformasi institusi tersebut.

Kiprahnya tak sampai di sana. Liputan Nellie Bly menguak korupsi dan kemiskinan yang tercipta dari ketidakadilan, mengungkap  para pelobi, menyingkap perlakuan pada para narapidana perempuan, dan menyibak perlakuan tak adil dalam bidang kesehatan yang membedakan perlakuan pada pasien dari seberapa uang yang mereka miliki.

Pada 1894, ia pergi ke Chicago untuk meliput pemogokan pegawai Pullman Railroad. Ia menjadi satu-satunya reporter yang meyajikan artikel dari sudut pandang buruh.

Dalam setiap tulisannya, Bly menyelipkan rasa. Perasaannya, reaksi saat melihat kenyataan, juga pengamatannya. Semua itu yang membuat tulisannya terasa kaya dan bermakna.

Pada usia 30 tahun, Bly menikahi seorang usahawan berusia 70 tahun, Robert Seaman. Ia mendampingi suaminya yang meninggal dunia 10 tahun kemudian, lalu menjajal dunia bisnis dan bangkrut.

Kemudian, Bly kembali ke dunia yang ia cintai: jurnalistik. Kembali turun ke lapangan, meliput sekaligus menggunakan jaringannya sebagai jurnalis untuk mendirikan rumah asuh untuk anak-anak terlantar. Ia masih tercatat sebagai jurnalis New York Journal saat meninggal dunia pada 1922 karena pneumonia. Hidupnya tuntas pada usia 57.

Selain perjalanan luar biasa Nellie Bly, tanggal 14 November juga diwarnai sejumlah peristiwa penting. Pada tahun 1969,  NASA meluncurkan Apollo 12 ke permukaan Bulan sebagai misi angkasa berawak kedua ke satelit bumi itu.

Sementara pada 1991, Pangeran Norodom Sihanouk kembali ke Kamboja setelah 13 tahun dalam pengasingan. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini