Sukses

Peringati Tembok Berlin, Warga Palestina Jebol Perbatasan Israel

Israel membangun sejumlah tembok pembatas di sejumlah lokasi, yang membuat warga Palestina kesulitan berjumpa dengan saudara.

Liputan6.com, Yerusalem - Sejumlah aktivis Palestina menjebol tembok perbatasan Israel di barat laut Yerusalem, Sabtu 8 November 2014 waktu setempat. Aksi ini dalam rangka memperingati 25 tahun runtuhnya Tembok Berlin, Jerman.

"Kami tak peduli berapa pun tingginya tembok yang dibangun Israel, tetap akan runtuh, seperti Tembok Berlin. Begitu juga pendudukan terhadap Palestina, pasti bakal berakhir," ujar salah satu aktivis, seperti dimuat Maan News, Minggu (9/11/2014).

Dia menegaskan bahwa penjebolan tembok itu merupakan peringatan dari warga Palestina terhadap Israel, bahwa Yerusalem termasuk Masjid Al-Aqsa juga milik kota Arab dan Palestina.

Kata aktivis itu, belakangan ini Israel membuat pengamanan ketat yang menghalangi warga Palestina untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa. Untuk itu, dia mengajak seluruh warga Palestina untuk bersatu dan berjuang bersama demi mempertahankan hak mereka untuk datang ke Masjid Al-Aqsa.

"Ayo semua warga Palestina juga harus ikut "intifada" Yerusalem," kata dia, sebagai langkah awal untuk kebebasan Palestina.

Israel membangun sejumlah tembok pembatas di sejumlah lokasi, seperti di Yerusalem dan Tepi Barat, dalam upaya untuk menjaga keamanan negeri Yahudi. Namun pembatas itu membuat warga Palestina kesulitan berjumpa dengan saudara mereka.

Sementara itu, Tembok Berlin yang membagi 2 ibukota Jerman itu diruntuhkan pada 9 November 1989. Tembok ini merupakan bagian penting dalam Perang Dingin antara Amerika Serikat dan para sekutunya dengan Uni Soviet seusai Perang Dunia II.

Tembok yang dibangun pada 1961 itu sebelumnya telah memisahkan Jerman Timur yang bersekutu dengan Soviet dengan Jerman Barat, yang diduduki Amerika, Prancis dan Inggris.

Tembok sepanjang 16 kilometer itu dibangun agar warga di bagian timur tidak bisa masuk ke bagian barat. Tembok itu memisahkan wilayah, memecah keluarga dan menghancurkan persahabatan.

Pada 9 November 1989, pemerintah Jerman Timur mengakhiri larangan perjalanan ke Jerman Barat setelah terjadi demonstrasi. Demonstran berkerumun di tembok itu, memanjatnya dan melompati pagar-pagar, menghancurkannya dan bergabung dengan warga Jerman Barat yang bersorak ria.

Pembukaan perbatasan itu menjadi momen penting dalam runtuhnya komunisme. Jerman Barat dan Timur kembali bersatu pada 3 Oktober 1990. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.