Sukses

AS Turunkan Helikopter Apache Bombardir Markas ISIS

Amerika Serikat yang dibantu Inggris, Prancis, dan Australia melancarkan serangan untuk menumpas ISIS, sejak beberapa warga asing dipenggal.

Liputan6.com, Baghdad - Serangan militer yang dilancarkan koalisi Amerika Serikat terus berlanjut. Setelah jet tempur, kini Negeri Paman Sam mengerahkan helikopter Apache yang dapat mengebom markas ISIS dari jarak yang lebih dekat.

Komandan Angkatan Darat AS Curtis Kellog mengatakan, langkah ini diputuskan setelah tim mortir dan unit lainnya dari koalisi mereka, diserang oleh ISIS di dekat Fallujah, Provinsi Al Anbar, Irak.

"Ini merupakan yang kali pertama, pesawat sayap putar diturunkan untuk operasi ini, dan membantu pasukan keamanan Irak (ISF)," ujar Curtis, seperti dimuat Al-Arabiya, Selasa (7/10/2014).

Menurut Richard Fontaine selaku Presiden Center for a New American Security yang mengatur strategi perang AS, pengerahan helikopter Apache diputuskan karena serangan menggunakan jet tempur tak membuahkan hasil yang signifikan.

"Ini menunjukkan bahwa hasil dari serangan udara menggunakan jet tempur dan pengebom sangat terbatas," kata dia.

Mantan tentara angkatan laut AS yang kini menjadi analis militer, Christopher Harmer menilai serangan menggunakan helikopter Apache jelas lebih berbahaya daripada jet tempur. Sebab anggota ISIS lebih mudah menyerang helikopter yang jangkauannya lebih rendah.

"Pesawat tempur yang terbang pada ketinggian 30 ribu kaki (9.000 meter) tak akan terkena senjata ISIS, tapi kalau helikopter mudah terkena. Helikopter saat terbang setinggi 50 meter bisa terkena roket dan senapan mesin," papar dia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), Kolonel Steve Warren punya pandangan lain. Langkah pengerahan helikopter Apache itu diambil atas faktor karakter situasi dan musuh.

Menurut dia, penyerangan akan lebih efektif dan tepat sasaran bila menggunakan pesawat yang bisa terbang lebih rendah. Helikoter juga bertujuan memudahkan koordinasi dengan tentara Irak dalam menumpas ISIS bersama-sama. "Ini jauh lebih baik untuk membantu pertempuran di darat antara tentara Irak dan milisi ISIS," ujar Steve.

Amerika Serikat yang dibantu Inggris, Arab Saudi, Prancis, dan Australia tengah melancarkan serangan untuk menumpas ISIS, sejak beberapa warga asing diculik, disandera, dan dipenggal. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini