Sukses

Derita Pria Orgasme 100 Hari Sekali

Ayah dari dua anak itu pertama kali merasakan gejala orgasme terus menerus, setelah ia tergelincir dan jatuh. Terkena bagian punggung.

Liputan6.com, Jakarta - Dale Decker, pria itu merasa,  orgasme adalah kutukan baginya. Gara-garanya, ia harus merasakan kondisi pelepasan mendadak ketegangan seksual yang terkumpul hingga 100 kali dalam sehari.

Dilansir dari News.com.au, Selasa (23/9/2014), pria berusia 37 tahun itu sangat tertekan dengan kondisi tak terkendali yang dikenal sebagai Persistent Genital Arousal Syndrome (PGAS) yang dideritanya.

Ayah dari dua orang anak itu pertama kali merasakan gejala orgasme terus menerus itu setelah ia tergelincir dan jatuh di bagian punggung. Saat menyetir ke rumah sakit, Decker tiba-tiba mengalami ejakulasi lima kali. Lalu sejak saat itu, ia kerap mengalami orgasme berlebihan.

"Bayangkan saja, ketika sedang berlutut di pemakaman ayahmu. Saat di samping peti matinya nya untuk mengucapkan selamat tinggal, tiba-tiba Anda mengalami sembilan kali orgasme. Sementara seluruh keluarga Anda berdiri di belakang," jelas dia.

"Ini membuat Anda tidak pernah ingin memiliki orgasme selama hidup. Tidak ada yang menyenangkan, meskipun mungkin secara fisik terlihat baik-baik saja. Anda benar-benar muak dengan apa yang terjadi," sambung Decker.

Decker menuturkan, episode orgasme intens itu sangat membebani dia dan keluarganya. Dia bahkan takut meninggalkan rumah, karena nyatanya tidak ada tempat yang aman saat mengalami ejakulasi berlebihan.

"Jika Anda di tempat umum, di depan anak-anak, itu sangat menjijikkan. Dan sangat mempermalukan Anda," tutur Decker.

"Itu terjadi kepadaku ketika berada di toko, dan ketika selesai mengalami orgasme, ada sekitar 150 orang menatapku?" tambah dia.

Keluarga yang Paling Bermasalah

Di luar semuanya, menurut Decker, yang paling bermasalah adalah keluarganya.  Sang istri April (33) dan dua putranya, Christian (12) dan Tayten (11).

Mereka adalah orang-orang yang harus menanggung risiko memalukan yang dialami Decker. "Kami benar-benar berjuang sekarang, karena ia tidak dapat bekerja dan kebutuhan keluarga dibebankan kepadaku," kata April.

Meski kerap mengalami orgasme, April mengaku sang suami tak bisa memuaskannya saat bercinta. "Ini benar-benar menjengkelkan, kita tidak melakukan hal-hal yang seharusnya suami istri lakukan. Kami malah berdebat hal-hal yang remeh temeh. Karena dia kadang-kadang orgasme dengan sendirinya di malam hari, jadi kami mengambil keputusan untuk tidur di tempat tidur terpisah," beber April.

"Itu membuat sangat frustasi. Anda ingin kenyamanan dari orang lain, terutama suami Anda, tapi kami tidak memiliki itu," ungkap April emosi.

Decker pun membenarkan pernyataan istrinya itu.

"Kadang-kadang ketika akan berhubungan seks, akan sangat membuat kami frustasi karena menyelesaikannya. Saya sudah mencoba membaca tentang apa yang kualami, pergi ke dokter, namun tidak ada yang bisa membantuku. Aku hanya ingin kehidupan lamaku kembali," jelas Decker.

Pendapat Dokter

Dr Dena Harris, seorang ginekolog di New York City -- yang menangani banyak wanita penderita dengan PGAS mengatakan, Decker sangat membutuhkan bantuan. Sebelum segalanya menjadi lebih buruk.

"Dale jelas menderita, dan saya yakin ada beberapa orang yang akan mengatakan bahwa ini hanya sugesti saja. Tapi itu tak benar, apa yang dialaminya adalah kondisi medis yang serius, dan saya hanya berharap ia mendapat bantuan yang sangat dibutuhkannya.

"Menjadi terangsang bisa menjadi hal yang indah, tapi ini tidak seperti gairah, itu bahkan bukan secara seksual," tambah dokter lainnya, Dr Harris.

"Ini adalah kejang menghebohkan dan dapat sangat menyakitkan. Bunuh diri kadang jadi pilihan, ketika orang menderita kondisi ini (orgasme berlebih). Mereka merasa seakan tak punya cara lain untuk menghindarinya," ungkap Dr Harris. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini