Sukses

20-9-2001: Presiden Bush Kobarkan Perang Lawan Teroris 9/11

Di hadapan ratusan anggota Kongres dan juga rakyat Amerika, Bush mendeklarasikan mengerahkan militer untuk memberangus teroris.

Liputan6.com, New York - 20 September 2001 atau tepat 13 tahun lalu, situasi Amerika Serikat tengah genting. Suasana duka masih menghiasi seluruh Negara Bagian Negeri Paman Sam usai serangan teroris pelaku serangan 9/11. Sebab, 11 hari sebelumnya, Gedung Kembar World Trade Center (WTC) New York diserang pesawat yang dikendalikan pembajak.

Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu George Walker Bush mulai menyusun strategi, bagaimana mengembalikan stabilitas negara dan menumpas para teroris jaringan Al-Qaeda yang ia sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang mengakibatkan ribuan orang tewas tersebut.

Di hadapan ratusan anggota Kongres dan juga rakyat Amerika dan dunia lewat tayangan televisi, Bush berpidato. Mulai hari itu juga, dia mendeklarasikan perang melawan teroris.

"Negara kita saat ini sedang rentan dari marabahaya, dan kami semua harus bertahan. Dengan situasi berduka seperti ini, kita harus bertindak, apakah kita bakal bawa musuh kita dalam keadilan atau memberi keadilan untuk musuh kita," ujar Bush, seperti dikutip Liputan6.com dari Washington Post, Sabtu (19/9/2014).

Pada kesempatan itu, Presiden ke-43 AS tersebut menegaskan negaranya bertekad keras untuk memberangus seluruh teroris di muka bumi, termasuk Al-Qaeda. Juga melawan negara-negara yang mencoba memberikan bantuan atau tempat perlindungan bagi para teroris.

"Kami tidak akan lelah, kami tidak akan goyah, kami tidak akan gagal," tegas Bush. Ucapan anak Presiden ke-41 George Herbert Walker Bush tersebut terkenal dan membekas di telinga warga AS hingga kini.

"Semua bangsa punya pilihan sendiri. Apakah mau bergabung bersama kami atau ingin bersatu dengan teroris," tegas Bush.

Terhitung sejak pidato Bush tersebut, Amerika Serikat mulai menerjunkan pasukan militer dan anggota intelijen untuk menggempur Taliban di Afghanistan. Sejak itu juga, banyak negara yang memperketat Undang-Undang Anti-Terorisme.

Pagi hari pada 11 September 2001, 19 pembajak yang diduga dari kelompok Al-Qaeda membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara WTC di New York. Kedua menara pun runtuh dalam kurun waktu dua jam.

Selain itu, pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93. Pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini.

Kemudian, pada Mei 2011, AS mendeklarasikan bahwa mereka berhasil membunuh Osama bin Laden. Pemimpin Al-Qaeda dinyatakan ditembak mati oleh marinir AS, namun hingga kini belum ada bukti jelas yang mendukung kebenaran kematian Osama.

Amerika Serikat juga pernah dilanda teror pada tanggal yang sama  dengan pidato Bush, 20 September, tapi tahun 1984. Bom bunuh diri yang disebut dilancarkan oleh kelompok ekstremis Islamic Jihad mengguncang Gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Beirut, Lebanon. Akibatnya 24 orang dilaporkan tewas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini