Sukses

Usai Gencatan Senjata, Israel Akan Rebut Tanah di Palestina

Kini Israel kembali berulah. Negeri zionis itu mengumumkan rencana untuk mengambil alih 400 hektare tanah Palestina di Tepi Barat.

Liputan6.com, Yerusalem - Setelah melakukan gencatan senjata jangka panjang dengan Hamas di Gaza, Palestina, kini Israel kembali berulah. Negeri zionis itu mengumumkan rencana untuk mengambil alih 400 hektare tanah Palestina di Tepi Barat.

Keputusan untuk mengambil tanah di selatan Bethlehem ini, seperti dikutip dari BBC, Senin (1/9/2014), dipercaya sebagai perebutan tanah terbesar oleh Israel selama 30 tahun.

Pemerintah daerah yang dikelola oleh militer mengatakan, rencana ini dibuat sebagai respons adanya penculikan dan pembunuhan tiga remaja Yahudi pada Juni lalu. Sementara warga Palestina mengungkapkan upaya diplomatik harus dilakukan untuk melawan Israel. 

Mendengar rencana tersebut, Amerika Serikat meminta Israel membatalkannya. Namun tak disebutkan detil keberatan negeri pimpinan Barack Obama itu.

Keputusan Israel itu dilakukan pada Minggu 31 Agustus, oleh departemen militer Israel yang bertugas mengatur urusan sipil di Tepi Barat.

"Pengambilalihan lahan dekat permukiman Yahudi Etzion ini, akan membuka jalan untuk pembangunan permukiman baru bernama Gvaot," demikian diberitakan media-media Israel.

Negosiator Palestina Saeb Erekat menuturkan, masyarakat dunia harus menuntut tanggung jawab Israel atas kegiatan pembangunan permukiman Israel yang terus berlangsung di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Reuters, menggambarkan langkah Israel kontraproduktif dengan tujuan mereka -- yang menyatakan ingin menemukan solusi yang menguntungkan dua pihak.

Palestina menginginkan semua tanah yang direbut Israel sejak 1967 kembali kepada mereka, tetapi lebih dari 500.000 orang Yahudi kini tinggal di lebih dari 200 pemukiman dan pos-pos di Tepi Barat -- termasuk di Yerusalem Timur.

Permukiman ini dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, meskipun Israel membantahnya. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini