Sukses

Detik-detik Pilot Israel Sebelum Tembakkan Rudal ke Arah Gaza

Hingga kini, serangan udara yang dilancarkan sejak Selasa 8 Juli itu telah mengakibatkan 112 orang tewas.

Liputan6.com, Gaza - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa serangan udara militernya bertujuan untuk menghentikan laju serangan roket yang intensif dilancarkan kubu Hamas Palestina.

Dalam operasi Protective Edge, militer Israel diminta untuk berhati-hati dalam melancarkan serangan, termasuk membatalkan gempuran bila melihat banyak warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan di lokasi target.

Seperti yang terlihat pada video yang dirilis Times of Israel, Sabtu (12/7/2014), terlihat detik-detik di mana seorang pilot tengah menargetkan serangan ke tanah Gaza. Tampak titik dari udara sebelum tentara negeri zionis menembakkan senjata.

Namun dalam media tersebut disebutkan, ketika melihat ada banyak orang dan anak-anak, si pilot dan rekannya yang siap untuk menembakkan amunisi, tiba-tiba menghentikan serangan.

"Disana ada orang-orang di dekat target serangan kami. Kemungkinan ada anak-anak," ujar pilot tersebut saat di udara.

Seorang tentara wanita yang berada di pesawat pun disebutkan dalam Times of Israel menyerukan hal serupa. "Kita jangan serang target itu sekarang. Ayo kita pindah," ujarnya.

Walau bagaimana pun juga, cara Israel ini dinilai tak dibenarkan, karena meski sudah berusaha menghindari jatuhnya korban jiwa, tetap saja banyak warga sipil yang menjadi korban.

Hingga kini, serangan udara yang dilancarkan sejak Selasa 8 Juli itu telah mengakibatkan 112 orang tewas. Pihak internasional, termasuk PBB dan Indonesia mendesak Israel untuk menghentikan serangan.

PM Netanyahu mengatakan, pihaknya menargetkan sejumlah lokasi yang menjadi markas Hamas. Namun dia menolak permintaan pihak internasional untuk menghentikan gempuran.

"Tidak akan ada tekanan internasional yang bisa mencegah Israel menggunakan kekuatan," ujarnya, setelah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel, seperti dilansir BBC. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini