Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pasukan ISIS Hukum Lawan-lawannya

Selain pertikaian ISIS dengan pemerintah Assad, ternyata ada juga kelompok pemberontak yang sebetulnya bertempur melawan keduanya.

Liputan6.com, Deir Hafer - Keberpihakan dalam krisis Suriah memang memusingkan kepala. Selain pertikaian ISIS dengan pemerintah Assad, ternyata ada juga kelompok pemberontak yang sebetulnya bertempur melawan keduanya. Pemberontak itu awalnya lega dengan kedatangan ISIS, namun kemudian malah bertempur satu sama lain.

Dikutip dari Russia Times (29 Juni 2014), para pejuang ISIL/ISIS, di muka umum, telah menghukum mati dan menyalibkan delapan pemberontak yang memerangi Assad dan ISIS, demikianlah kabar dari kelompok pemantau yang mendapatkan informasi dari sumber-sumber setempat.

Syrian Observatory for Human Rights, sebuah LSM yang berpusat di Inggris, yang mengatakan bahwa delapan pria itu dibunuh secara keji di alun-alun Desa Deir Hafar di sebelah timur provinsi Aleppo pada tanggal 28 Juni lalu karena mereka berasal dari kelompok pemberontak yang memerangi baik kekuatan pihak ISIS maupun presiden Assad.

LSM pendukung oposisi itu kemudian menambahkan bahwa ISIS kemudian “menyalibkan mereka di alun-alun utama desa itu, di mana tubuh mereka dibiarkan selama tiga hari.”

Seorang pria ke sembilan yang dihukum dengan cara disalibkan hidup-hidup di provinsi Aleppo dipaku hingga delapan jam lamanya di Al-Bab di dekat perbatasan dengan Turki. Pria itu dikabarkan telah bertahan hidup.

ISIS muncul dengan sangat kuat di Suriah di akhir musim semi tahun lalu. Pada awalnya mereka disambut oleh beberapa kelompok pemberontak Suriah yang menganggap bahwa pengalaman perang para anggota ISIS bisa membantu dalam peperangan yang berlarut-larut selama 3 tahun untuk menggulingkan Assad.

Namun demikian, sejumlah pelanggaran HAM oleh ISIS malah membuat pihak oposisi membenci mereka.

Dalam bulan Januari 2014, para pemberontak Suriah melancakan serangan anti-ISIS dan berhasil mendorong mereka hengkang dari provinsi Aleppo dan seluruh Idlib. Tapi ISIS masih bertahan di Raga yang merupakan markas mereka di utara Suriah dan di Deir Ezzor di sebelah timur negeri itu, dekat dengan perbatasan dengan Irak.

Pihak LSM Observatory mengatakan bahwa perselisihan di antara sesame kelompok Islam yang bermusuhan di Suriah telah meminta korban sebanyak 7.000 jiwa sejak bulan Januari lalu.

Serbuan ISIS yang berhasil di Irak dan penguasaan persenjataan berat (termasuk beberapa senjata buatan Amerika Serikat) telah meningkatkan rasa percaya diri mereka di Suriah.

Tapi, suatu serangan balasan oleh pasukan Irak bersenjata lengkap dan diperlengkapi dengan helikopter meriam memukul mundur ISIS dan mengentikan gerak majunya.

Ada juga suatu upaya politik di Baghdad untuk mendirikan pemerintahan yang memperhitungkan kepentingan muslim Sunni di Irak, yang diharapkan dapat menarik dukungan menjauh dari kelompok jihad Sunni. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini