Sukses

Presiden Baru Israel Politisi Garis Keras?

Keterpilihan seorang politisi kanan garis keras sebagai presiden Israel mengundang beragam reaksi dan kekhawatiran.

Liputan6.com, Yerusalem Di tengah-tengah terbentuknya pemerintahan bersatu Palestina, seorang tokoh politik garis keras terpilih sebagai presiden baru Israel. Keterpilihannya mengundang beragam reaksi dan kekhawatiran.

Hari Selasa lalu, parlemen Israel memilih Reuven Rivlin, seorang politis nasionalis kawakan dan pendukung gerakan pemukiman Yahudi, sebagai presiden Israel berikutnya. Ia adalah seorang yang menentang pembentukan negara Palestina. (Baca juga Reuven Rivlin Terpilih sebagai Presiden ke-10 Israel).

Rivlin, orang kuat dalam partai Likud yang berkuasa, menghadapi tugas rumit untuk melanjutkan Shimon Peres, penerima penghargaan perdamaian Nobel yang dulu menjadi bintang di panggung internasional.

Walaupun kepresidenan bersifat seremonial, pandangan politik Rivlin dapat menjadi beban ketika ia mewakili negaranya di luar negeri. Penentangannya terhadap kemerdekaan Palestina berseberangan dengan masyarakat internasional dan perdana menteri Israel sendiri. Demikian dikutip dari The Hindu (Rabu, 11 Juni 2014).

Rivlin telah lama menjadi pendukung pemukiman Yahudi di tanah pendudukan yang diakui Palestina sebagai miliknya. Walaupun ia menolak kemerdekaan Palestina, ia pernah mengajukan kesatuan khusus dengan bangsa Palestina di mana orang Yahudi dan Arab memiliki kewarganegaraan yang sama namun memberikan suara untuk parlemen-parlemen yang berbeda.

Di Israel, seorang presiden berperan sebagai tokoh pemersatu dan penjaga moral bangsa dan Rivlin telah mengatakan bahwa, tidak seperti Peres, ia akan fokus kepada urusan-urusan dalam negeri jika terpilih.

Berbicara dalam upacara di parlemen (Knesset) untuk merayakan keterpilihannya, Rivlin mengatakan bahwa posisi barunya “mensyaratkan saya untuk menyingkirkan jubah politik.” Ucapan ini menjadi pertanda bahwa ia bisa saja melunakkan keyakinan politiknya sebagai presiden.

“Saya bukan orang pergerakan politik. Saya orang bagi semuanya, seseorang bagi rakyat,” katanya dalam pidato penerimaan jabatan.

Walaupun kebanyakan kekuatan politik dipegang oleh perdana menteri, presiden memainkan beberapa peranan kunci di Israel, semisal pengampunan narapidana dan kewenangan untuk memilih perdana menteri sesudah pemilu nasional.

Dalam peran ini, presiden memilih seorang anggota parlemen (Knesset) untuk membentuk koalisi mayoritas setelah pemilu. Biasanya anggota yang dimaksud adalah pemimpin partai dengan kursi terbanyak dalam parlemen. Namun, dengan semakin banyaknya partai menengah dalam parlemen, secara teoritis Rivlin memiliki lebih banyak pengaruh dalam memilih perdana menteri.

Rivlin menepis dugaan bahwa ia akan mengecewakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seorang lawan separtainya yang mencoba menghalangi pencalonannya, dengan mengatakan bahwa “ia tidak marah kepada siapapun.”

Melalui suatu upaya untuk meredam persaingan, Netanyahu memberi selamat kepada Rivlin dan mengatakan bahwa ia akan bekerjasama dengan Rivlin.

“Saya mengetahui bahwa Anda akan melakukan apapun yang Anda mampu sebagai presiden dan saya berjanji demikian juga sebagai seorang perdana menteri…melakukan hal yang sama dengan Anda,” katanya.

Rivlin akan diambil sumpah jabatannya untuk suatu masa tunggal jabatan sepanjang 7 tahun pada tanggal 24 Juli. Selepas pemilu Selasa lalu, Peres menhubunginya untuk memberikan ucapan selamat. Rivlin mengaku betapa sulitnya meneladani Peres.

Sekarang ini, Rivlin (usia 74 tahun) adalah seorang anggota dewan perwakilan untuk partai Likud yang berhaluan kanan. Sebelumnya, ia menjabat ketua parlemen dan seorang menteri kabinet. Ia mengalahkan Meir Sheetrit, seorang politisi kawakan lainnya, dengan hasil 63% dan kemudian 53%, melalui pemilu dua putaran. Sebelumnya, masih pada hari yang sama, tiga calon lainnya tersingkir dalam pemilu putaran pertama dalam parlemen yang terdiri dari 120 orang itu.

Tugas Rivlin amat berat, setelah Peres (usia 90 tahun) mengundurkan diri. Peres, yang karir politiknya membentang sejak beberapa puluh tahun lalu dan sekaligus pendukung perdamaian dengan Palestina, melontarkan jabatan ini ke panggung internasional. Peres juga mengembalikan kehormatan jabatan itu, yang pernah tercemar oleh pendahulunya, Moshe Katsav, yang dipaksa turun jabatan karena skandal seksual. Katsav sekarang berada di penjara setelah didakwa melakukan pemerkosaan.

Walaupun Rivlin tidak akan memainkan peran dalam kebijakan luar negeri Israel, seorang pejabat lawas Palestina, Abdullah Abdullah, mengatakan bahwa terpilihnya seseorang dengan pandangan politik seperti Rivlin, mengirim pesan yang buruk.

“Saya tidak melihat bagaimana ia akan menyumbangkan apa-apa kepada penciptaan perdamaian di kawasan ini. Ia menentang solusi dua-negara,” ujarnya.

Suatu pernyataan dari Gedung Putih pada hari Selasa berbunyi demikian, “Presiden terpilih Rivlin memiliki catatan layanan publik yang panjang dan berpengabdian dan kami mengharapkan hubungan kuat yang berkelanjutan, bagi keuntungan dua negara kita.”

Pemilu ini menjadi puncak dari suatu kampanye yang berisi saling serang, intrik-intrik politik dan skandal yang memaksa dua calon lainnya mengundurkan diri.

Pandangan masyarakat terhadap Netanyahu juga terganggu selama masa kampanye sehubungan dengan usahanya untuk mengarahkan hasil akhir dan menghalangi pencalonan Rivlin. Netanyahu dan Rivlin bersaing sejak lama dalam partai Likud.

Rivlin adalah seorang vegetarian. Ia menikah dan memiliki empat orang anak. Ia dikenal dengan reputasinya yang ramah dan sebagai ketua parlemen, para anggota dewan menaruh hormat kepada pendapatnya, bahkan hormat dari lawan-lawan terberatnya.

Calon-calon presiden lain termasuk Dalia Dorner, mantan hakim di Mahkamah Agung. Selain itu, ada mantan ketua parlemen Dalia Itzik dan pemenang Nobel dalam bidang kimia, Dan Shechtman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini