Sukses

Presiden Suriah Masuk Daftar Tersangka Kejahatan Perang

Pengadilan Kriminal Internasional telah menyerahkan daftar tersangka dan dakwaan atas setiap pelanggaran yang ditemukan dalam perang Suriah.

Liputan6.com, Damaskus - Perang saudara di Suriah masih berkecamuk sejak Maret 2011. Pertempuran dan serangan bom masih mengemuka di negara Timur Tengah itu. Presiden Bashar al-Assad dinyatakan sebagai salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas konflik tersebut.

Mantan Kepala Pengadilan Khusus di Sierra Leone, David Crane mengungkapkan, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah menetapkan Assad sebagai tersangka kejahatan perang lantaran dinilai tak berusaha meredakan ketegangan di dalam negeri.

"Ada sekitar 20 dakwaan untuk para pihak yang bertanggung jawab. Dan dakwaan ini tidak hanya untuk pihak Assad dan anteknya, tapi juga pihak oposisi. Kami memantau kedua belah pihak," jelas David yang kini bertanggung jawab untuk mengawasi kekerasan di Suriah, seperti dimuat Al-Arabiya, Rabu (11/6/2014).

Dia menjelaskan, Pengadilan Kriminal Internasional telah menyerahkan daftar tersangka dan dakwaan atas setiap pelanggaran yang ditemukan dalam insiden perang saudara.

Selain Assad, anggota militer, elite politik, ICC juga membidik sejumlah petinggi kubu pemberontak, juga Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) dan Front al-Nusra.

Jumlah korban jiwa dan luka di Suriah terus bertambah. Berdasarkan data terbaru dari  Syrian Observatory for Human Rights, jumlah korban tewas mencapai 150.344 orang.

Belasan ratusan ribu korban tewas terdiri dari 51.212 warga sipil termasuk sekitar 7.985 anak-anak; 37.781 anggota oposisi bersenjata yang tewas dalam kecamuk perang, termasuk jihadis, kelompok bersenjata dari Negara Islam Irak dan Mediterania Timur, dan Front Al-Nusra kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Kemudian 58.480 orang pasukan pemerintah, termasuk lebih dari 35.000 tentara. Sebanyak 364 anggota gerakan Hizbulah Lebanon juga tewas dalam konflik Suriah. Sementara 2.871 orang lainnya belum diketahui identitasnya.

Fotografer dari pihak militer Suriah merilisi bagaimana pemandangan para korban perang bergelimpangan di tanah Suriah. Juga diperlihatkan juga bagaimana aksi pembantaian terhadap 11 ribu tahanan.

"Fakta memperlihatkan hal yang luar biasa. Kami jarang melihat hal seperti ini," ujar David menjelaskan kondisi yang memprihatinkan akibat perang Suriah.

Menang Pemilu

Presiden Assad sebelumnya menyatakan perang saudara segera berakhir pada akhir tahun ini, 2014. Hal tersebut disampaikan mantan Perdana Menteri Rusia Sergei Stepashin setelah berbincang secara langsung dengan Assad.

Sergei yang merupakan Perdana Menteri di bawah pemerintah Presiden Boris Yeltsin itu mengatakan, Assad mengaku ingin menghentikan pertempuran dengan pihak oposisi yang Presiden Suriah itu sebut sebagai teroris.

"Saat saya tanya bagaimana langkah militer pemerintah, Assad mengatakan, 'tahun ini aksi militer di Suriah akan berakhir. Kami akan menghentikan apa yang selama ini kita lakukan, yakni perang melawan teroris'," jelas Sergei, seperti dilansir Reuters, 8 April 2014.

Assad kini baru saja memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Dengan demikian, putra mantan Presiden Hafez al-Assad itu menjabat sebagai pemimpin negara Suriah untuk yang ketiga kalinya.

Namun kemenangan ini tidak diakui pihak oposisi yang tidak diikutsertakan dalam pemungutan suara. Upaya damai dikhawatirkan diprediksi sulit terjadi. Dan perang saudara dikhawatirkan tak segera berakhir. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini