Sukses

Kepler-56 Siap Lahap & Hancurkan 2 Planet, Gambaran Takdir Bumi?

Kepler-56, adalah bintang yang mirip Matahari, perlahan ia membesar, bengkak menyerupai raksasa merah. Lalu, memakan planet di dekatnya.

Liputan6.com, Boston - Sebuah bintang yang bersinar terang, yang berjarak 2.800 tahun cahaya dari Bumi akan melahap 2 planet yang mengorbit padanya. Waktunya masih lama memang, jutaan tahun dari sekarang.

Kepler-56, adalah bintang yang mirip Matahari, perlahan ia membesar, bengkak menyerupai raksasa merah.  Sekali ia bergerak ke fase tersebut, Kepler-56 akan melahap planet terdekat, Kepler-56b, dalam waktu 130 juta tahun. Kepler-56c, planet ekstrasurya kedua giliran dihancurkan sekitar 25 juta tahun kemudian.

"Ini sangat menarik karena untuk kali pertamanya kita bisa mengamati sistem ekstrasurya di  mana 2 planetnya dijatuhi 'hukuman mati'," kata Gongjie Li dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Rabu (11/6/2014). "Kami telah mengkalkulasi waktu eksekusi mereka."

Para ilmuwan berpendapat, pada akhirnya Tata Surya, di mana Bumi berada akan menemui nasib yang sama seperti sistem Kepler-56. Sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan menggembung menjadi raksasa merah. Planet Merkurius dan Venus akan jadi korban pertama saat Sang Surya mengakhiri kehidupannya.

Kepler-56c -- yang bakal dilahap -- agak mirip dengan Saturnus. Sementara planet lain yang bakal binasa serupa dengan Neptunus. Kepler-56b mengorbit bintangnya setiap 10,5 hari, dan Kepler-56c membuat orbit penuh setiap 21,4 hari. Orbit kedua planet tersebut pada bintangnya lebih dekat daripada Merkurius terhadap Matahari.

Sekali Kepler-56b dan Kepler-56c dilahap, hanya satu planet yang diketahui masih dibiarkan ada, yakni planet Kepler-56d, gas raksasa yang mengorbit bintangnya dalam jarak relatif aman. Ia masih akan selamat saat bintangnya bengkak menjadi raksasa merah.

Li menambahkan, jika ilmuwan mengamati kematian dari dua planet, mereka mungkin bisa melihat sebuah 'mayat' planet setelah ditinggalkan oleh bintangnya. Yang akan terjadi pada Kepler-56d.

Kemungkinan, gas yang menyelubungi raksasa itu akan terbakar," kata Li. "Lalu, kemungkinan inti planet akan tertinggal. Jadi kita akan melihat mayat planet itu mengambang di alam semesta."

Dan, ada peluang sejatinya para ilmuwan telah menemukan 'mayat-mayat' ini, mengorbit di bintang lain yang telah melewati fase menjadi raksasa merah dan kemudian mati. Sesuatu yang mungkin akan terjadi pada planet manusia.

Bintang Sekarat

Sebelumnya, pada 2012, para ilmuwan menemukan struktur spiral aneh yang mengelilingi sebuah bintang merah raksasa yang sekarat:  R Sculptoris.

Spiral tersebut ditemukan tim astronom internasional menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter/Submillimeter Array (ALMA) in utara Chile. Spiral tersebut terbentuk dari material yang keluar dari bintang.

Untuk diketahui, bintang seperti Matahari akan berkembang menjadi raksasa merah pada tahap terakhir dari evolusinya. Ketika matahari mencapai tahap ini dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, lapisan luarnya akan menyebar sejauh orbit Bumi.

Dua tahun sebelumnya, para ilmuwan di Observatorium Chandra X-ray milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan bintang 'kanibal' yang doyan melahap tetangganya. Bintang raksasa merah berusia miliaran tahun ini dinamai BP Piscium (BP Psc).

BP Piscium ini  merupakan versi evolutif dari Matahari yang terletak sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi. Bintang itu terletak di konstelasi Pisces. Para ilmuwan mulai mempelajari BP Piscium 15 tahun sebelumnya dan dibingungkan oleh penampakannya yang tak biasa.

Orbit bintang ini berupa piringan atau disk materi berdebu yang biasanya menjadi bukti dari mulai terbentuknya planet di sekitar bintang-bintang baru.

Para ilmuwan bahkan meyakini Bumi suatu saat nanti bisa bernasib sama dengan bintang-bintang malang yang dilahap BP Piscium. Mengapa?

Bumi berada di satu sistem tata surya, dengan Matahari menjadi pusatnya.  "BP Piscium menunjukkan kepada kita bahwa bintang seperti halnya Matahari bisa hidup tenang selama miliaran tahun. Namun, ketika ia berevolusi ke tahap akhir, Matahari bisa saja menelan bintang atau satu dua planet di sekelilingnya," kata David Rodriguez dari University of California, Los Angeles. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini