Sukses

Mimpi Gila Triliuner Elon Musk: Pensiun di Mars, Mobil Bawah Laut

Elon Musk ingin buat mobil yang bisa menyelam. Tak masuk akal? Jangan lupa, dia orang pertama yang berhasil mewujudkan taksi luar angkasa!

Liputan6.com, London - Elon Musk tak mengenal batas. Sang triliuner teknologi itu punya cita-cita menghabiskan masa pensiunnya di Planet Mars. Tapi, sebelum itu, ia berambisi menghasilkan karya yang akan merevolusi sistem transportasi manusia.

Musk awalnya hanya dikenal sebagai pencipta PayPal, alat pembayaran online. Dari situ, pebisnis kebangsaan Kanada-Amerika Serikat yang lahir di Afrika Selatan itu menghasilkan pundi-pundi kekayaan mengucurkan uangnya untuk merintis 'mainan-mainan' barunya.

Salah satunya, merintis kembali kelahiran mobil listrik. Upaya itu berhasil. Investasi mahalnya tak sia-sia. Perusahaan mobil miliknya, Tesla Motors telah mengubah citra mobil 'kotak kaleng'  yang ditenagai elektrik menjadi tunggangan yang praktis, gaya, sekaligus diimpikan banyak orang. Juga ramah lingkungan!

Namun, pria 42 tahun itu tak lantas berhenti sampai di situ. Dalam wawancara terbaru dengan The Independent, ia mengungkapkan keinginannya. Tak hanya membuat mobil yang bisa terbang. Banyak orang yang tertawa mendengar 'khayalannya' itu. Namun, kata Musk, dia akan mewujudkannya.

"Kita sudah pasti bisa membuat mobil terbang -- tapi itu bukan bagian tersulitnya," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Rabu (11/6/2014). "Yang paling menantang adalah bagaimana membuat mobil terbang yang sangat aman dan tenang? karena jika ada kesalahan, orang-orang tak bakal senang."

Kemudian, Musk juga berniat membuat mobil yang bisa menyelam di air. "Kami akan membuat mobil bawah air. Yang bisa bertransformasi menjadi mobil biasa yang bisa disetir di pantai," tambah dia. "Membuat 2 atau 3, tak lebih dari itu. Kami tak akan menjualnya, pasar mobil bawah laut sangat kecil."

Ketertarikan Musk pada mobil amfibi dikenal luas sejak ia membeli Lotus Esprit -- yang digunakan dalam film James Bond, The Spy Who Loved Me sebesar US$ 988 ribu dalam lelang.



Sebuah mobil yang bisa menyelam mungkin terdengar seperti impian yang eksentrik. Tapi jangan lupa, pria yang mengucapkannya adalah orang yang pertama yang berhasil menyediakan transportasi pertama ulang-alik dari Bumi menuju angkasa luar.

Musk adalah pendiri SpaceX, perusahaan swasta yang digandeng Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Pesawat Dragon yang digendong Roket Falcon 9 berhasil mengirimkan kargo dari Bumi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).



Misi berikutnya,  menggunakan kapsul generasi baru Dragon V2, SpaceX akan mengirim awak ke angkasa. Musk berambisi membawa umat manusia ke batas akhir semesta -- juga melangkahkan kakinya di Mars suatu hari nanti. Untuk menghabiskan masa hidup di sana.

'Moda Transportasi Kelima' 



Belum lama ini Elon Musk juga mengusulkan moda transportasi kelima setelah pesawat terbang, kereta api, mobil dan kapal.

Musk menyebut konsep Hyperloop sebagai moda transportasi, "yang lebih aman, lebih cepat, lebih murah, lebih nyaman, tahan cuaca, tenaga swadaya yang berkelanjutan dan tahan gempa" dibandingkan dengan kereta kecepatan tinggi yang telah disetujui akan dijalankan antara Los Angeles dan San Francisco. Demikian dikuti dari VOA.

Hyperloop yang bertenaga surya dibayangkan sebagai struktur tabung atau pipa yang akan meluncurkan kereta berisi penumpang melalui pipa pada kecepatan mendekati 1.000 kilometer per jam.

"Seperti versi besar dari tabung udara tekan untuk mengirim surat dan paket di dalam atau antara gedung-gedung. Secara prinsip, sistem ini dapat menggunakan kipas angin yang sangat kuat untuk mendorong udara pada kecepatan tinggi melalui sebuah tabung dan melontarkan kereta seukuran manusia dari Los Angeles sampai San Francisco."

Meski masih merupakan sebuah konsep, Hyperloop digambarkan oleh Musk pada Mei lalu sebagai "gabungan antara (pesawat) Concorde, peluncur proyektil elektromagnetik (railgun) dan meja permainan hoki udara (air hockey)."

Musk mengatakan bahwa meski ia merasa ide itu dapat diwujudkan dan kompetitif, namun ia tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya.

"Saya kira saya seperti bunuh diri dengan menyebut Hyperloop," ujarnya."Saya tidak memiliki rencana untuk mewujudkannya karena saya masih harus fokus pada SpaceX dan Tesla." (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini