Sukses

Terjebak di Gudang Terbakar, 8 Pekerja Filipina Mati Lemas

"Kami menemukan sebagian besar korban dalam posisi berpelukan erat satu sama lain," jelas Romeo.

Liputan6.com, Manila - Delapan pekerja terjebak di dalam sebuah gudang tempat mereka bekerja di pinggiran Pasay City di Metro Manila, Filipina. Mereka semua tewas karena tak bisa melarikan diri saat bangunan gudang terbakar.

"8 Perempuan terjebak di dalam sebuah gudang produk elektronik di pinggiran Pasay City di Metro Manila," jelas Biro Perlindungan Kebakaran (BFP) yang dikutip dari Gulf News, Sabtu (31/5/2014).

Kepala BFP Inspektur Senior Romeo Pepito yang menyelidiki insiden kebakaran di Pasay mengatakan, delapan pekerja perempuan lainnya selamat namun menderita luka bakar. Mereka mereka melarikan diri melalui atap gudang, dan melompat ke tempat yang aman ke sebuah rumah yang berdekatan.

"Para korban mati lemas akibat asap tebal yang menyelimuti bagian dalam gudang. Kami menemukan sebagian besar korban dalam posisi berpelukan erat satu sama lain," jelas Romeo.

Menurut Pepito, api mulai membakar dari lantai pertama dari gudang dua lantai, tak lama setelah tengah malam pada Jumat 30 Mei. Petugas pemadam kebakaran baru bisa memadamkannya 7 jam kemudian.

Salah satu korban selamat, Irene Acuna mengatakan kepada para penyelidik bahwa mereka melarikan diri dengan memanjat panggangan besi dengan lubang mengarah ke atap. Lalu mereka melompat ke tempat yang aman.

"Tapi banyak dari sahabat kami yang terjatuh, ketika panggangan besi terbakar dan mulai panas," beber Acuna kepada penyidik.

Gudang Ilegal

Menurut penyelidikan awal, lanjut Pepito, gudang itu ilegal. Karena tidak memiliki izin usaha dari barangay -- pejabat desa, karena beroperasi di daerah perumahan.

"17 Korban semuanya berasal dari provinsi Negros Oriental di Visayas Filipina tengah. Pemilik gudang, diidentifikasi sebagai pengusaha bernama Juanito Go, yang mengununci para karyawannya dengan panggangan besi di dalamnya," urai Pepito.

Pepito menambahkan, mereka masih mengkonfirmasi laporan bahwa Go begitu ketat untuk mengizinkan para pekerjanya keluar pabrik. Ia disebutkan hanya memperbolehkan karyawannya tiga kali setahun keluar pabrik, dan melarang mereka berkomunikasi dengan tetangga atau kerabat mereka di Visayas.

Sebelumnya pada Rabu 28 Mei, seorang ibu dan enam anak-anaknya termasuk bayi berusia tiga bulan juga tewas dalam musibah kebakaran. Tempat tinggal sementara mereka pasca terjangan Topan Haiyan terbakar.

Peneliti kebakaran mengatakan insiden itu disebabkan oleh lampu minyak tanah yang tanpa pengawasan. Sehingga membakar habis penampungan hanya dalam hitungan detik, di mana para korbannya terjebak saat sedang tertidur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini