Sukses

Izin Buang Air, Gadis Korban Penculikan Boko Haram Kabur

Amina Tsawur, gadis pemberani mengutarakan bagaimana ia bisa kabur dari para penculik tersebut.

Liputan6.com, Abuja - Lebih dari 200 orang gadis Nigeria, yang diperkirakan berusia antara 12 sampai 15 tahun diculik kelompok militan Boko Haram. Sejak 14 April, 53 di antara murid-murid sekolah perempuan itu berhasil kabur dari genggaman mereka.

Satu di antaranya yakni Amina Tsawur. Gadis yang berani mengutarakan bagaimana ia bisa kabur dari para penculik tersebut. Ia menuturkan, salah satu anggota kelompok teroris kejam itu yang membantu pelariannya.

Gadis berusia 17 tahun yang diculik bersama ratusan teman sekelasnya itu mengungkapkan, teroris Boko Haram tersebut berbicara bahasa lokal setempat dan memberi tahu cara untuk kabur.

"Anggota Boko Haram yang dipimpin oleh Abubakar Shekau --yang dijuluki Beast of Boko Haram, menyuruhku untuk meminta dipisahkan dari sandera lain agar bisa buang air," ucap Amina.

Dengan cara itu, Amina pun berhasil mengelabui para penculik. Setelah meminta izin buang air, ia pun melarikan diri melalui semak penuh ular di Nigeria utara.

"Aku mengikuti instruksinya. Kemudian berlari melalui hutan dan mencapai jalan raya di mana pengendara yang lewat mengantarku ke kota terdekat," urai Amina.

Amina pun akhirnya selamat setelah mencapai Damboa, sebuah kota di tepi hutan berjarak 50 kilometer dari Maiduguri, ibukota Borno.

Amina mengatakan, selama penculikan itu para militan menghina mereka. Tak hanya itu, para sandera juga diancam akan dibunuh. Guru-guru di sekolah Aminah juga akan menjadi sasaran pembunuhan kelompok militan tersebut.

Meski selamat, Amina tetap merasakan trauma saat memikirkan teman-temannya yang disiksa dan diperbudak oleh anggota Boko Haram.

Kronologi Penculikan

Tak hanya membeberkan cara dia kabur setelah mengikuti instruksi seorang anggota Boko Haram. Amina juga menguraikan bagaimana kronologi penculikan itu.

"Ketika itu sekitar pukul 23.00 malam, dan kami sangat ketakutan saat mendengar suara tembakan. Kami tidak tahu apa harus melakukan apa atau kabur ke mana," kata dia.

"Beberapa saat kemudian, kami mulai melihat laki-laki berseragam loreng seperti tentara menggunakan obor. Kami pikir mereka adalah tentara. Mereka hanya mengatakan telah dikirim untuk mengevakuasi kami, sehingga kami tidak akan dirugikan," lanjut Amina.

"Kami mengikuti mereka ke luar, dan mereka membawa kami ke dalam sebuah truk. Ketika mereka berteriak 'Allahu Akbar' (Allah Maha Besar), kami baru sadar kalau mereka adalah Boko Haram," jelasnya.

Setelah menyadari mereka diculik, beber Amina, para gadis di dalam truk pun mulai panik dan ketakutan.

"Kami semua mulai menangis dan meminta pertolongan, tetapi mereka memerintahkan kami untuk diam atau mereka akan membunuh kami," ujarnya.

"Mereka membawa kami ke semak-semak dan kami melaju sepanjang malam hingga pagi hari. Setibanya di sebuah tempat, mereka meminta sebagian dari kami untuk memasak. Lalu yang lainnya diminta mencuci piring, beberapa lainnya disuruh menggiling jagung dan tugas-tugas lainnya," jelas Amina.

"Mereka terus menghina kami dan mengatakan bahwa kami harus berhenti pergi ke sekolah. Mereka akan menikahkan kami semua dengan anggota mereka, juga menyebut guru dan pemerintah kami adalah orang-orang kafir yang akan dibunuh ," ungkapnya.

Pakar kontra-terorisme Robin Horsfall, seorang veteran yang terlibat dalam penyerbuan SAS dari Kedutaan Besar Iran di tahun 1980, mengatakan Amina akan menjadi aset penting dalam perburuan Boko Haram.

"Dia mengetahui wajah, bahasa, suku, pergerakan, kendaraan, sejumlah besar informasi penting untuk disampaikan kepada militer Nigeria," kata Robin. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.