Sukses

Korut Sebut Obama Seperti Monyet Hitam

Liputan6.com, Pyongyang - Kantor Berita Pemerintah Korea Utara (KCNA) kembali menyindir Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye. Sindiran itu ditulis dalam laporan editorial KCNA. Tak hanya mengejek, sindiran itu juga bermuatan rasis.

Korut menyebut Obama, yang berkunjung ke Korea Selatan pekan lalu, seperti 'monyet hitam'. Sedangkan Park Geun-hye disebut 'pelacur tua'.

"Obama hidup seperti monyet di kebun binatang Afrika, menjilati remah roti yang dilempar penonton," demikian ejekan yang kemudian dikutif Huffington Post, Jumat (9/5/2014). Obama juga disebut blasteran yang tak jelas asal muasalnya.

Tak berhenti disitu, KCNA juga menyebut Obama hidup dalam kemewahan dan manja. Setiap hari, hanya berkeliling luar negeri, menghabiskan jutaan dolar, dan mengabaikan kesejahteraan warga Amerika. "Amerika merupakan lumbung kelaparan," tulis KCNA.

Kendati menghujat Obama, namun tulisan tersebut mengingatkan publik dunia tentang laporan PBB yang menyebutkan, banyak orang kelaparan dan mengalami pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korut.

Gedung Putih sendiri berang dengan ejekan tersebut. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat Caitlin Hayden mengatakan, sindiran tajam Korut tidak sopan.

"Media yang dikontrol pemerintah Korea itu, komentarnya sangat tak pantas untuk dilontarkan," kecam Hayden, seperti dikutip Washington Post.

Hinaan ini bukan satu-satunya yang pernah dilontarkan Korut untuk Obama. Akhir April lalu, negeri komunis itu menyebut hubungan Geun-hye dan Obama seperti 'pelacur' dan 'mucikari'.

"Perilaku Park Geun-hye terhadap Obama ibarat seorang gadis cilik yang meminta seorang gangster untuk memukuli orang yang tidak disukai. Pelacur licik itu mencoba menjebak seseorang dengan memberikan tubuhnya kepada seorang mucikari yang sangat berkuasa," demikian pernyataan Komite Reunifikasi Damai Korea (CPRK), yang diwartakan The Guardian, 28 April 2014. (SR)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini