Sukses

2 Wartawati Asing Ditembak di Afghanistan, 1 Tewas

Penembakan terjadi di tengah upaya Afghanistan memperketat keamanan menjelang pemilu presiden.

Liputan6.com, Kabul - Dua wartawati asing untuk kantor berita Amerika Serikat, Associated Press, ditembak seorang polisi di sebuah kota di Afghanistan Timur yang berbatasan dengan Pakistan. Satu di antaranya tewas, satu lainnya mengalami luka.

Seperti dimuat BBC, Jumat (4/4/2014), kedua jurnalis tersebut masing-masing bernama Anja Niedringhaus (48) dan Kathy Gannon (60). Anja yang merupakan jurnalis foto tewas seketika di lokasi, sementara Kathy, sang reporter senior, saat ini stabil di rumah sakit.

Saksi mata mengatakan, seorang polisi melepaskan peluru tembakan ke arah wartawan tersebut. Ketika itu, pemburu berita itu tengah menunggu dijemput untuk menuju lokasi pencoblosan.

"Kini polisi penembak itu telah ditahan. Dia menyerahkan diri," ujar sumber di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

Penembakan terjadi di tengah upaya Afghanistan memperketat keamanan menjelang pemilu presiden pada Sabtu 5 April 2014 sebagai reaksi terhadap ancaman kekerasan dari Taliban.

Penembakan terhadap jurnalis di Afghanistan bukan yang pertama kali. Pada Maret 2014, seorang reporter senior Agence France-Presse (AFP), Sardar Ahmad, tewas ditembak bersama 8 orang lain ketika anggota Taliban bersenjata menyerang sebuah hotel, yang dikenal sebagai tempat berkumpul warga asing di ibukota Afghanistan, Kabul.

Sebelumnya juga pernah terjadi pada seorang jurnalis berkewarganegaraan Swedia dan Inggris, Nils Horner. Ia tewas ditembak di Kabul pada 11 Maret lalu.

Untuk mengamankan pemilu, hampir 200 ribu tentara diterjunkan di seluruh wilayah Afghanistan untuk mencegah serangan Taliban yang mengancam akan mengganggu pemungutan suara. Pasukan keamanan telah disiagakan di sekitar tempat pemungutan suara, dengan menempatkan polisi dan ratusan tentara berjaga di luar lokasi TPS.

Koresponden BBC di Afghanistan, David Loyn, melaporkan operasi pengamanan pemilu yang terbesar sejak kejatuhan Taliban. (Yus Ariyanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini