Sukses

Xenofobia Bunuh 22 Orang di Afsel

Ketakutan akan orang asing atau xenofobia dialami warga Afrika Selatan. Sejumlah warga Johannesburg melakukan kekerasan terhadap pendatang sehingga menewaskan 22 orang. Enam ribu orang terpaksa mengungsi karena dicekam ketakutan.

Liputan6.com, Johannesburg: Suasana Johannesburg, ibu kota Afrika Selatan, saat ini masih mencekam pascakekerasan yang terjadi akhir pekan silam. Kekerasan itu dilakukan oleh warga lokal terhadap para pendatang asal Zimbabwe. Di Johannesburg, ada sekitar tiga juta pendatang asal Zimbabwe.

Warga lokal menuding para pendatang itu merebut lapangan kerja dan menjadi penyebab masalah sosial. Usaha polisi yang berupaya meredam amarah massa tidak berhasil dengan baik. Tercatat, 22 orang tewas dalam aksi kekerasan tersebut. BBC melaporkan, hingga kini warga lokal terus merazia terhadap para pendatang. Tak hanya orang Zimbabwe yang menjadi sasaran, seorang warga asal Malawi pun ditemukan dalam kondisi luka parah akibat dipukuli.

Enam ribu pendatang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman, seperti kantor polisi atau gereja. Pemerintah Afsel menuding kelompok kriminal menunggangi aksi ini. Namun, kalangan internasional menilai pemerintah lambat bertindak. Dalam sebulan terakhir, sentimen terhadap warga asing cukup marak di Johannesburg. Sebelumnya, toko-toko yang dibuka para pendatang asal Somalia dituduh mematikan ekonomi lokal.

Masalah pendatang memang cukup pelik di Johannesburg. Posisi Afsel yang dikelilingi negara-negara tetangga yang kurang makmur, seperti Zimbabwe, Zambia, Botswana, Mozambik, dan Namibia, membuat arus migrasi penduduk negara-negara itu tak tertahankan lagi. Hal ini membuat angka kriminalitas di Johannesburg sangat tinggi. Paling tidak terjadi 50 pembunuhan setiap hari.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.