Sukses

Korban Tewas Diperkirakan Terus Bertambah

Jumlah korban tewas akibat terjangan siklon nargis di Myanmar hingga Selasa masih simpang siur. Sebuah stasiun radion negara tersebut menyebutkan jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 22 ribu dan ribuan lainnya masih hilang.


Liputan6.com, Yangon:
Jumlah korban tewas akibat terjangan siklon nargis di Myanmar hingga Selasa (6/5) masih simpang siur. Junta militer menyebut angka 10 ribu orang, sementara menurut sebuah stasiun radion negara tersebut jumlahnya kini mencapai lebih dari 22 ribu orang serta ribuan lainnya masih hilang. Laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk koordinasi urusan kemanusiaan mengatakan jumlah korban diyakini akan terus bertambah karena sekitar 24 ribu orang tinggal di zona yang dihantam badai. Ini membuat siklon nargis menjadi badai yang paling mematikan sejak 1999. Siklon nargis menerjang India dan membunuh 10 ribu orang [baca: Suasana Myanmar Masih Porak Poranda].

Sejauh ini, upaya evakuasi serta pasokan bantuan terhadap para korban terus diupayakan. Bantuan internasional dari berbagai negara juga terus berdatangan. Uni Eropa dilaporkan menyediakan US$ 3,1 juta untuk bantuan kemanusiaan. Sementara Indonesia menyediakan bantuan senilai US$ 1 juta. Sejumlah negara seperti Cina, Australia, dan India juga akan mengirim bantuan.

Akibat bencana ini, stasiun radio Myanmar melaporkan pemerintah memutuskan untuk menunda referendum rancangan konstitusi sampai 24 Mei mendatang. Penundaan dilakukan di 40 dari 45 kota di Yangon dan tujuh daerah yang berada di Delta Irrawady. Namun di wilayah selebihnya pemungutan dilakukan sesuai jadwal.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.