Kekhawatiran yang sama datang dari Duta Besar Inggris di Irak William Patey. Dalam memo kepada Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang bocor kepada media, Patey menegaskan suramnya masa depan Irak yang bebas kekerasan. Dalam memo disebutkan besarnya kecenderungan Irak jatuh dalam perang sipil daripada demokrasi yang diimpikan sejak pasukan koalisi AS menggulingkan Saddam Hussein tiga tahun silam.
Menurut catatan Departemen Kesehatan dan Militer Irak, lebih dari seribu warga sipil tewas dalam sebulan terakhir. Jumlah itu terdiri dari 135 anggota pasukan keamanan serta 143 gerilyawan Irak [baca: Kaum Syiah dan Sunni Irak Saling Menyerang].
Dugaan ke arah perang sipil bukan isapan jempol karena hingga kemarin, aksi sektarian masih terjadi di Irak. Sebuah bom yang diikatkan pada sepeda motor meledak di pusat perbelanjaan Kota Baghdad dan menewaskan 12 orang serta mencederai 29 lainnya. Sepanjang hari kemarin, setidaknya 13 orang juga tewas di berbagai wilayah Irak lainnya.
Advertisement
Sore hari, dua bom meledak secara beruntun dalam stadion di Baghdad bagian selatan. Bom yang diletakkan di bagian bawah kursi stadion itu meledak saat berlangsungnya babak final turnamen antarklub. Sebanyak 12 orang tewas dalam insiden ini. Sebagian besar adalah anak-anak sekolah.(YAN)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.