Sukses

Meriah, Pesta Tahun Baru di Mancanegara

Warga di berbagai negara Asia dan Eropa menyambut pesta pergantian tahun dengan semarak. Di Moskow, Rusia, cuaca dingin dan salju tebal tak menghalangi niat mereka untuk bertahun baru.

Liputan6.com, Sydney: Pesta menyambut Tahun Baru 2006 berlangsung meriah di berbagai negara. Suasana ini tentu berbeda dibanding tahun kemarin yang diwarnai keprihatinan karena bencana Tsunami. Di Australia, misalnya, acara pergantian tahun dipusatkan di jembatan Sydney`s Harbour. Pesta di salah satu lokasi wisata Kota Sydney ini seakan-akan telah menjadi tradisi tahunan.

Menjelang detik-detik pergantian tahun yang berlangsung sekitar pukul 20.00 WIB, warga Australia berkumpul sambil menghitung mundur. Selanjutnya pesta diikuti dengan semarak kembang api. Sedikitnya 1.700 polisi dikerahkan sepanjang malam tadi. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusuhan menyusul ketegangan rasial yang terjadi akhir-akhir ini di Australia.

Sedangkan di Tokyo, Jepang, warga menyambut 2006 dengan berduyun-duyun mendatangi kuil buat berdoa. Salah satu kuil yang dipadati adalah Kuil Zojoji. Berdasarkan tradisi, penjaga kuil membunyikan genta sebanyak 108 kali. Ini sesuai ajaran Buddha yang membagi hasrat dan dosa ke dalam 108 macam. Sebagian warga Jepang juga tampak mengajak anjing mereka untuk menyambut kedatangan Tahun Anjing. Pada sistem penanggalan Cina, tahun ini dikenal sebagai Tahun Anjing. Acara pergantian dimeriahkan pesta kembang api yang dipusatkan di kawasan Tokyo Tower.

Warga Hongkong juga tak kalah antusias menyambut datangnya fajar pertama 2006 di salah satu ruas jalan di pusat kota. Mereka juga melakukan hitung mundur. Sementara warga Taipei, Taiwan, berpesta seperti warga di belahan dunia lain. Mereka menyajikan kembang api langsung dari Gedung Taipei 101 yang merupakan gedung pencakar langit tertinggi dunia saat ini.

Sementara itu, cuaca dingin dan tebalnya lapisan salju sepertinya tak mampu meredam antusias masyarakat Rusia. Mereka berkumpul pada hajatan yang dipusatkan di Lapangan Merah Moskow, tak jauh dari Menara Jam Kremlin. Mereka hadir bersama rekan dan keluarga untuk saling berbagi keceriaan. Untuk lebih menyemarakkan suasana, di tempat itu juga diletakkan sebuah patung besar "Father Frost" atau lebih dikenal sebagai Santa Klaus.

Di Paris, Prancis, penjagaan keamanan menjelang malam pergantian tampak diperketat. Sedikitnya 25 ribu polisi dikerahkan guna mengantisipasi kemungkinan potensi kerusuhan selama perayaan. Peningkatan keamanan terkait maraknya keributan yang dipicu pertikaian kelompok pemuda beberapa waktu lalu [baca:  Keamanan Belum Pulih di Kota Paris]. Detik-detik pergantian di Prancis akan berlangsung pada pukul 06.00 WIB ini.

Perhelatan menyongsong tahun juga digelar di Jerman. Mereka memanfaatkan momen ini sekaligus mempromosikan ajang akbar sepak bola final Piala Dunia yang akan digelar pertengahan tahun ini. Ucapan selamat datang di Jerman menjadi slogan pesta di Gerbang Brandenburg. Hajatan  menyambut Tahun Baru ini rencananya akan dihadiri 31 duta besar dari negara-negara yang masuk putaran final Piala Dunia.

Sedangkan di Times Square, New York, Amerika Serikat, ribuan warga tampak berjejalan. Walau cuaca kurang bersahabat, mereka tetap bergairah mengikuti detik-detik pergantian. Seperti tradisi sebelumnya, puncak acara di Times Square nantinya akan ditandai dengan jatuhnya bola kristal tepat pada tengah malam.

Sementara warga bersiap menyongsong 2006, aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan agar acara berlangsung lancar tanpa gangguan. Dengan alasan keamanan, polisi juga melarang pengunjung membawa minuman beralkohol, tas atau ransel besar maupun barang bawaan yang terlalu banyak. Sejauh ini polisi menyatakan belum menerima ancaman dalam bentuk apapun.

Kemarin, Paus Benediktus XVI memimpin misa malam Tahun Baru 2006 di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Dalam kotbah di pengujung 2005, pemimpin Katolik Roma menitikberatkan pada nilai-nilai kehidupan gereja dan masyarakat. Seperti para pendahulunya, pemimpin Tahta Suci menegaskan keluarga menjadi pusat perhatiannya. Sehubungan dengan itu, krisis yang menimpa sebuah keluarga adalah buah kemerosotan nilai peradaban manusia.

Sri Paus juga menyampaikan keprihatinan terkait dengan diajukannya rancangan undang-undang yang melegalisasi status hidup tanpa ikatan perkawinan. Karena itu, Paus kembali menekankan pentingnya landasan dasar bagi sebuah keluarga yakni ikatan perkawinan, kehidupan bergereja, dan bermasyarakat. Vatikan selama ini menggariskan bahwa suatu keluarga lahir melalui tali persatuan perkawinan yang suci antara pria dan wanita.

Setelah memimpin misa, hari ini Paus dijadwalkan menyampaikan pesan pada Kota Roma dan dunia atau "urbi et orbi". Dia juga akan melakukan pemberkatan bagi dunia sebagai bekal mengawali perjalanan memasuki 2006.(MAK/Wir)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini