Sukses

KTT PBB 2005 Didominasi Isu Terorisme

Rusia dan Cina meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi koordinator untuk menumpas terorisme. Presiden Irak Jalal Talabani menilai aksi teroris di negaranya sebagai teror paling mengerikan.

Liputan6.com, New York: Imbauan kerja sama internasional memerangi terorisme menjadi isu utama yang diangkat sejumlah pemimpin dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-60 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam Sidang Majelis Umum, Kamis (15/9), Presiden Rusia Vladimir Putin meminta PBB memotori perang melawan terorisme. Putin menilai, terorisme merupakan ancaman utama terhadap penegakan hak asasi manusia dan menghambat pembangunan ekonomi.

Presiden Cina Hu Jintao menyerukan sebuah konsep keamanan global baru dengan menempatkan PPB pada posisi sentral. Dengan begitu, PBB selain bisa menyelesaikan perselisihan antarnegara juga bisa melakukan upaya-upaya internasional melawan teroris. Ketika Jintao berpidato, sekelompok pengunjuk rasa pro-Tibet berdemonstrasi di luar Gedung PBB, New York, Amerika Serikat.

Sementara Presiden Irak Jalal Talabani meminta bantuan untuk memerangi aksi teroris yang tengah melanda negaranya. Talabani menyebut kekerasan yang terjadi beberapa bulan terakhir merupakan bentuk teror paling mengerikan. Talabani juga menilai, sekelompok orang berniat menjadikan Irak sebagai pangkalan untuk memuluskan aksi mereka di wilayah lain di Timur Tengah dan dunia umumnya.

Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dalam pidatonya fokus terhadap penarikan mundur pasukan Israel dari Jalur Gaza. Menurut Sharon, Palestina berhak atas negara sendiri dan Israel tidak berniat memerintah rakyat negara itu. Penarikan mundur pasukan Israel disebutkan Sharon sebagai bentuk rekonsiliasi dan kompromi dengan rakyat Palestina untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah.(KEN/Rcm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini