Sukses

Lima Puluh Tahun Pesawat Pengintai U2

Pesawat pengintai U2 yang digunakan AS untuk memata-matai Uni Soviet di masa perang dingin hingga saat ini masih beroperasi di sejumlah Pangkalan Udara AS di berbagai negara. Agustus ini pesawat itu berusia 50 tahun.

Liputan6.com, Osan: Bulan Agustus ini pesawat pengintai U2 milik Amerika Serikat berusia 50 tahun. Pesawat legendaris tersebut biasa digunakan militer AS untuk memata-matai Uni Soviet di masa perang dingin. Walau era perang dingin telah berlalu, namun pesawat pengintai U2 hingga sekarang masih digunakan untuk menjalankan operasinya dan keberadaannya ada di Pangkalan Udara AS di Osan, Korea Selatan.

Pesawat pengintai itu, mampu menghilang dari pantauan radar dan membuat penggunanya mudah mengakses titik-titik penting di dunia. Kehadiran pesawat U2 di Semenanjung Korea itu juga telah membuat Korea Utara menuding AS berupaya memata-matai aktivitas militernya.

Selain di Osan, dua pangkalan udara AS lainnya juga menjadi rumah bagi pesawat pengintai tersebut, yaitu di Cypress, Abu Dhabi, dan di Beale, California, AS. Menurut sejumlah pakar militer, pihak keamanan AS hingga kini masih mempergunakan pesawat U2 untuk memonitor setiap konflik yang melibatkan negeri itu.

Pesawat U2 sangat terkenal dengan fungsinya untuk memata-matai. Selain itu, juga dikenal susah didaratkan dan dikendalikan di ketinggian yang rendah. Akan tetapi, saat mencapai ketinggian 60 ribu kaki pesawat U2 dapat terbang dengan mulus.

Para pilot pesawat U2 adalah mereka yang terbaik di bidangnya dan harus mempunyai ketahanan tubuh yang prima untuk menerbangkan pesawat itu di ketinggian puluhan ribu kaki. Sebab, semakin tinggi pesawat terbang kadar udaranya semakin sedikit dan konsentrasi pilotnya harus tetap terjaga.

Sementara itu, setiap misinya sang pilot harus mengenakan pakaian khusus senilai US$ 250 ribu yang berfungsi menjaga keamanan pilot agar tetap selamat dalam keadaan darurat sekalipun. Pakaian khusus itu mirip pakaian astronot dan dikenakan pilotnya minimal sembilan jam, sesuai waktu misi penerbangan.

Selama pesawat U2 menjalankan misinya, sang pilot pesawat hanya bisa makan dan minum seperti astronot, yaitu melalui tube yang diselipkan pada helmnya. Sementara makanan berkafein biasa dikonsumsi para pilot pada jam terakhir menjelang pendaratan.(ZIZ/Idr)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.