Sukses

Protes Pelecehan Alquran Terus Mengalir

Demonstran anti-AS di Islamabad, Pakistan menuntut pemerintah AS mengusut kasus pelecehan Alquran di Penjara Guantanamo dengan membentuk sebuah tim panel. Aksi anti-AS di Srinagar, India diwarnai bentrokan.

Liputan6.com, Islamabad: Reaksi keras terus berdatangan menyikapi pelecehan Alquran yang dilakukan penyidik Amerika Serikat di Penjara Guantanamo, Teluk Guantanamo. Di Islamabad, Pakistan, misalnya, lebih dari 15 ribu warga di beberapa kota besar seperti Karachi dan Islamabad, Jumat (27/5), berunjuk rasa. Demonstran menuntut pemerintah Negeri Adikuasa mengusut kasus itu dengan membentuk sebuah tim panel yang juga beranggotakan muslim.

Penentangan serupa ditunjukkan pengunjuk rasa di Srinagar, India. Bentrokan sempat terjadi antara demonstran dan polisi setempat. Buat membubarkan massa, polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan. Polisi kemudian menangkap sejumlah pengunjuk rasa.

Begitu pula di Kota Sidon, Lebanon bagian selatan. Ratusan demonstran anti-AS berjalan kaki sambil meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Gedung Putih. Beberapa pengunjuk rasa membawa Alquran dan senapan semiotomatis.

Adapun di Kota Beirut, Lebanon, pengunjuk rasa berkumpul di depan istana pemerintahan Lebanon, Grand Serail. Mereka menuntut Kedutaan Besar AS ditutup. Unjuk rasa berlangsung selang sehari usai penyelidik AS mengungkapkan, berdasarkan pengakuan sejumlah tahanan telah terjadi perlakuan yang salah terhadap Alquran di pusat tahanan milik AS di Teluk Guantanamo tersebut. Namun para penyelidik menambahkan, peristiwa terjadi secara tidak disengaja.

Jumat pekan silam, unjuk rasa menyikapi pelecehan Alquran juga disampaikan ribuan umat Islam di Teheran, Iran. Massa membakar bendera AS. Sedangkan kaum muslim Palestina mengibarkan bendera Hamas dan melontarkan kecaman kepada AS yang berlangsung di Lapangan Manara, Ramallah, Tepi Barat [baca: Protes Terhadap Pelecehan Alquran Terus Berlanjut].(AIS/Uri)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini